Kamis, 10 Juni 2010

SUSU

Paling sebel kalo lagi beli susu buat anak di hipermarket dikerubuti sales susu merk lain yang berusaha menawarkan susu yang digawanginya untuk dibeli. Katanya, "yang ibu beli tidak mengandung vitamin otak lah... atau susu yang ini mengandung DHA lah atau apalah zat-zat yang katanya.... sekali lagi katanya..... berguna buat perkembangan otak anak.

Memang kenapa sih anak harus diberi susu dengan segala kandungannya itu??? Di Barat sono... yang namanya susu ya susu segar, bukan susu bubuk dengan segala macam tambahan vitamin dll seperti di asia.

Sebentar.... sebelum ada yang komen... mari kita definisikan susu yang saya maksud... Jadi inget pelajaran kesmavet jaman kuliah dulu... "Jangan sebut susu... harus air susu...!!!!" itu kata sang asisten sambil petentengan di depan lab. Susu disini adalah susu yang kita minum, yang bisa diminum, yang berasal dari sapi, kambing, kuda... jelas ya... bukan berasal dari manusia alias ASI (air susu ibu) .....gak boleh komen lho soal ini.. hehehe...

Lanjut... kedua anakku, sejak berumur setahun sudah pakai susu biasa dalam arti tidak menggunakan susu yang khusus untuk anak atau susu formula. Malah kubiasakan minum susu pasteurisasi dan sejenisnya seperti susu cair kotak. Malah yang nomor dua, tidak terlalu suka susu bubuk apapun merk nya. Dia lebih suka susu cair kemasan. Lebih praktis sih kalo bepergian ... gak perlu bawa air panas, susu bubuk atau tempat khusus untuk minumnya.

Dahulu sekali, waktu masih di Yogya, ada keluarga dari Australia numpang tinggal di rumah. Keluarga tersebut memiliki anak berumur 8 dan 10 tahun. Sang bapak heran kenapa susah sekali menemukan susu segar untuk komsumsi. Padahal kalau pagi mereka sarapan dengan susu dingin segar plus cereal. Akhirnya diakali, dibuatlah susu dari susu bubuk kemudian dimasukkan ke kulkas setiap malam untuk sarapan esok harinya. Dia bilang,"You should drink fresh milk not powder milk! Its not good for your health!"

Susu segar atau susu pasteurisasi memang tidak bisa disimpan lama, sehingga mungkin hal inilah yang menyebabkan konsumen Indonesia lebih memilih susu bubuk. Tapi sebenarnya bukankah kita selama ini mau saja dibodohi oleh produsen susu bubuk yang menyatakan bahwa susu produknya yang terbaik karena telah ditambah zat ini, zat itu?? Tentu saja perlu penambahan zat karena dalam proses merubah susu segar menjadi susu bubuk sudah banyak zat yang hilang.

Menurutku pribadi, lebih baik tetap mengkomsumsi susu segar atau susu pasteurisasi atau susu sterilisasi dibanding susu bubuk. Minimal zat gizi yang dibutuhkan tubuh masih dalam bentuk aslinya. Jadi jangan percaya dengan segala promo produsen susu bubuk bahwa susunya yang terbaik. Beli susu bubuk hanya sebagai tambahan saja bukan sebagai sumber utama susu.

Yuk kita galakkan minum susu segar di keluarga kita....

Sabtu, 29 Mei 2010

Antara Merak dan Jakarta part three

ANTARA KONDEKTUR, SUPIR DAN PENUMPANG

Secara teratur naik bis dari Pulogadung pada jam yang sama membuat kenalan bertambah. Salah satunya sudah pasti sesama penumpang. Ada seorang ibu PNS pemda Serang yang sama-sama naik bis 5.30 ke merak setiap hari juga. Kemudian ada seorang bapak yang naik dari pintu tol cempaka putih dan turun di cilegon setiap pagi. Setiap senin pagi, ada rombongan pekerja yang bekerja di pabrik seputar Cikupa naik dari terminal dan turun di Cikupa, sepertinya mereka tipe pekerja yang pulang seminggu sekali ke jakarta. Karena hanya bertemu setiap senin saja.

Dulu pernah ada seorang ibu yang naik dari pulogadung n turun di cikupa. Ibu ini sudah agak berumur dan galak. Dalam arti dia itu suka protes kalo ada yang gak beres di bis. Kalo bis kelamaan ngetem di slipi dia yang provakasi penumpang lain untuk protes ke supir. Terus kalo ada penumpang yang berani ngerokok di bis AC, dia yang negur walau si penumpang duduk cukup jauh dari dia.

Tadinya aku sengaja sering duduk di sebelah dia, tapi lama-lama keganggu juga dengan kecerewetan si ibu, karena semua hal selalu diprotes oleh beliau. Puncaknya waktu aku tertidur dan tanpa sengaja bersandar ke dia, dia dengan kasar bangunin aku dan menyuruh aku untuk jangan tidur di bis...lah...kok tega amat.... Disuruh melotot sampai merak??? yang bener aja...

Tipe supir bis Merak-Pulogadung juga beda-beda. Kalo Arimbi, supir n keneknya masih muda dan hm hm... rada lumayan. Kalo Primajasa, semuanya berasal dari etnis sunda, Asli Prima n Armada Jaya Perkasa bervariasi mulai dari tua banget sampai muda awal 20an. Kenek wanita dijumpai di Arimbi n Armada.

Ada satu supir di Armada JP yang jadi favoritku, sudah agak berumur, nyetirnya enak, jarang ngetem dan ramah sekali. Ramah disini sering mengajak ngobrol penumpang yang duduk paling depan. Yang menakjubkan dia itu kuat ngobrol 3 jam lebih mulai dari berangkat sampai tiba di tujuan tanpa henti!!!! Sesekali kalo pengen ngobrol sih gak apa-apa ketemu dia, tapi kalo lagi males atau ngantuk dan pengen tidur.... sengaja duduk di bangku belakang kalo naik bis si bapak ini. Topik favoritnya adalah istri-istrinya. Yaps... dia punya 2 istri. Satu di pulogadung, satu di merak.

Punya dua istri merupakan fenomena umum bagi supir bis dan kenek bis AKAP. Mungkin karena tugas mereka yang terkadang harus tidur di jakarta, kadang harus tidur di Merak. Ada yang cerdik, begitu nikah sang istri dikontrakkan rumah dan dibikinkan warung. Minimal penghasilan dari warung bisa untuk makan sehari-hari si istri plus anak (kalo ada). Tapi ada juga yang pusing memikirkan kebutuhan para istri ini, karena tidak pandai mengatur penghasilan yang didapat.

Kalo pengen aman tentram di jalan harus punya kenalan kenek. Karena merekalah yang wara wiri di bis mengawasi penumpang. Tapi terlalu akrab harus dihindari juga deh. Suatu hari saat berangkat sore untuk piket malam, ngobrol ngalor ngidul sama si kenek (kebetulan rada lumayan tampangnya), eh menjelang merak tiba-tiba si akang ngomong gini..."...neng (halah setua gini dipanggil eneng??).... ntar sampai di merak makan malam dulu yok ama abang....".... gedubrak!!!!! Gak enak kan langsung nolak, karena besok-besok pasti ketemu lagi, kujawab dengan muka polos menggoda....."Waduh bang, bukannya gak pengen, tapi kalo malam saya gak makan...maklum diet!"..... padahal perut keruyukan minta diisi.... Besok-besoknya ketemu lagi, sengaja gak ngajak ngobrol, pura-pura tidur sampai tujuan. Si abang dengan melasnya bilang, "Capek ya neng ... dari tadi kok tidur terus..." hahahaha...maaf bang ...daripada dimarahin ama suami karena punya affair ama kenek ......

Dulu waktu awal pulang pergi ke merak, seperti biasa kalau mau pergi rada dandan dikit. Dalam arti, sisiran, pake bedak, sedikit lipstik. Tapi gak tau deh kenapa, beberapa kali jadi sasaran godaan orang iseng. Mulai dari sekedar ngajak makan sampai yang paling parah pernah diraba-raba pahanya sama bapak-bapak yang gak jelas!!!

Ceritanya, berangkat piket pagi, duduk di bangku 3 nomor dua dari depan. Aku duduk di tengah dan sebelah kanan kiriku bapak-bapak. Seperti biasa aku tidur, menjelang karawaci kok rasanya ada yang aneh, ternyata si bapak di sebelah kiri sedang ngelus-ngelus pahaku gak jelas sambil terengah-engah!!!! Wadoh..... langsung aku ngomong dengan suara keras..."Pak, tolong ya tangannya dipindah!!!!".... sampai supir dan kenek di depan nengok ke belakang. Si Bapak tentu saja malu dan langsung pura-pura tidur. Terus begitu bis agak lengang aku langsung pindah duduk.

Sejak itu kalo berangkat kantor, aku cuma pake pelembab, gak bedakan apalagi lisptik, terkadang gak sisiran. Rambut diikat ke atas. Kalo pulang selalu pake seragam, gak ganti baju dulu. Karena terkadang sampai jakarta jam 22.00an jadi antisipasi kalo ada yang iseng. Terus sekarang ini juga udah jarang ngajak ngobrol orang lain mending baca buku atau tidur atau FB-an.

Ada kebiasaan para kenek yang terkadang agak nyebelin. Selepas karawaci mereka sengaja membangunkan penumpang yang tidur untuk menagih ongkos. Padahal jelas-jelas ongkos sudah ditagih di awal naik. Ternyata ini sengaja dilakukan, karena banyak kasus, penumpang pingsan atau malah meninggal di bis. Terakhir sekitar 4 bulan lalu, kenek primajasa cerita kalo tadi pagi ada penumpang meninggal di bisnya. Si penumpang naik dari rambutan dan langsung tidur. Menjelang Karawaci, kenek berusaha membangunkan tapi si bapak gak bangun juga dan ternyata sudah meninggal.

Kasus pingsan atau diracuni orang jahat juga sering terjadi pada penumpang terutama menjelang atau sesudah lebaran. Penumpang ditawari minuman yang sudah diberi obat tidur oleh orang yang berniat jahat. Begitu si penumpang tidur, harta bendanya langsung dikuras dan si penjahat langsung turun. Ada kasus penumpang gak juga terbangun sampai di merak dan dilarikan polisi ke rumah sakit. Katanya baru sadar 2 hari kemudian, mungkin karena saking kuatnya obat tidur yang diberikan.

Pengamen punya beragam cara untuk menarik perhatian penumpang, mulai dengan gitar biasa sampai gitar plus biola! Kalo suaranya bagus dan maen musiknya juga pas, gak segan ngasih uang. Tapi kalo sekedarnya, hanya tepuk tangan atau pake krincingan tutup botol agak malas juga ngasihnya.

Seperti ada aturan tak tertulis, bahwa pengamen itu hanya dari pulogadung sampai kebun jeruk. Atau dari serang sampai merak dan sebaliknya. Kebun jeruk - Serang itu daerah bebas dari pengamen. Tapi ini tidak berlaku untuk pengasong terutama pengasong yang jual buah-buahan. Mulai dari jeruk, salak sampai apel. Mereka malah beroperasi dari kebun jeruk sampai serang. Cara jual tukang buah ini unik, dengan cara lelang. Misalnya untuk tahap awal 20 buah salah dijual 10 rb rupiah... kalo gak ada yang mau meningkat jadi 25 buah per 10rb rupiah. Meningkat terus hingga akhirnya bisa 50 buah untuk 10rb rupiah. Kalau tidak tahu, biasanya ada aja penumpang yang langsung membeli di angka tertentu yang dianggap murah karena si penjual bilang ini angka terakhir. Tapi tentu saja untuk penumpang yang sudah tau pasti akan menunggu hingga harga obral.

Mengamati penumpang lain juga merupakan kegiatan yang mengasyikkan. Sejak hp semakin murah, sebagian besar penumpang bergaya memakai earphone untuk mendengarkan musik atau bertelepon. Tapi ada juga yang senangnya memakai speakerphone untuk menerima telepon. Bayangkan ber speaker phone ria di tengah bis yang ramai! Sudah pasti penumpang sekitarnya mendengar dengan jelas apa yang diperbincangkan.

Ada satu kejadian lucu. Suatu pagi, ada seorang pemuda yang kutaksir berumur 20 awal. Dari pulogadung dia sudah menelpon seseorang yang sepertinya cewek yang lagi didekatinya menggunakan speaker phone. Aku yang duduk tepat di sebelahnya tentu saja mendengar seluruh rayuan yang dilontarkan. Menjelang slipi, dia menelpon cewek lain, dan ..... ternyata dia dia juga sedang mendekati cewek ini.... selepas karawaci, dia menelpon lagi cewek yang lain..... tau gak pola rayuannya ternyata sama untuk ketiga cewek ini.... mulai dari pembukaan sampai penutupan....!!!! Yang mengherankan, jawaban yang dilontarkan ketiga cewek ini untuk setiap tahapan rayuan ternyata hampir sama!!! Huahahahaha.... berarti pola rayuan itu memang oke ...sayang gak bisa direkam ....

Hmmmm sekian untuk bagian tiga ... terima kasih telah membaca dan memberi komentar... saran dan ide sangat diharapkan..

Rabu, 24 Maret 2010

Antara Merak dan Jakarta part two

Lanjut yooook....

BIS MERAK-PULOGADUNG

Bis ke Merak dari Pulogadung jarang yang ber-AC. Jumlah bis AC mungkin hanya sekitar 15-20 unit dari seluruh PO, tetapi bis non AC mungkin lebih dari 40 unit! Sehingga bila mendapat bis AC, itu bisa dianggap suatu keberuntungan!!!

PO-PO yang melayani jurusan Pulogadung Merak antara lain Arimbi, Jaya Perkasa (Mario) dan Asli Prima. Dulu ada PO Primajasa yang layanannya cukup baik walaupun bisnya tanpa AC, sayang saat ini tidak ada lagi Primajasa ke Pulogadung. Pulogadung adalah terminal kecil yang hanya menyediakan satu jalur untuk Merak, sehingga tidak ada perbedaan jalur antara bis AC dan non AC seperti di terminal Rambutan.

Kesamaan dari bis Pulogadung-Merak adalah ngetem dimana-mana, apalagi bila penumpang sedikit. Jarak tempuh dari Pulogadung ke pintu tol Cempaka Putih yang hanya sekitar 10 km an bisa ditempuh dalam waktu 1 jam karena mereka berjalan perlahan sambil sesekali ngetem. Setelah masuk tol, kalau dapat bis yang sudah tua atau memang supirnya yang sudah tua, maka kecepatan maksimum hanya 60 km per jam. Di daerah Slipi, bis keluar tol dan biasanya ngetem lagi antara 15-30 menit. Bila penumpangnya dirasa kurang, ngetem tahap ketiga dilanjutkan di pintu tol Kebun Jeruk dengan waktu 15-30 menit. Untuk ngetem ini tidak gratis, kondektur harus membayar ke preman yang menjaga wilayah itu antara 10-30 ribu per 15 menit atau per jumlah penumpang yang naik dalam kurun waktu tersebut. Sehingga bila tidak terjebak macet di Tol dalam kota Jakarta, maka keluar pintu tol Kebun Jeruk menuju Serang dibutuhkan waktu antara 1-2 jam dari Pulogadung.

Sebenarnya kasihan juga melihat bis yang kosong penumpang dipaksakan melaju ke merak, jadi saat bis ngetem, masih bisa maklum. Tapi ada juga supir yang rakus dan tidak puas, walau bis hampir penuh dengan bangku kosong mungkin hanya kurang dari 10, tetap saja ritual ngetem dilaksanakan dengan penuh hikmat. Nah kalau sudah begini hanya bisa mengurut dada dan sabar.

Aku sebenarnya termasuk orang yang tidak bisa tidur di kendaraan apapun, apalagi kendaraan pribadi. Jadi dulu, aku tidak tidur dalam perjalanan antara Merak-Jakarta. Tapi rasanya badan lelah sekali belum lagi malah ngantuk begitu sampai kantor, jadi akhirnya aku belajar untuk tidur di bis. Sehingga kini begitu bis keluar terminal, aku langsung tidur dan terbangun begitu bis masuk daerah Karawaci atau malah baru bangun begitu bis masuk terminal Serang.

Tempat favoritku untuk duduk adalah di bangku nomor 2 atau 3 dari depan di deretan sebelah kiri dekat jendela. Dulu aku lebih suka duduk di bangku depan deretan sebelah kanan dekat jendela juga, tapi sejak pernah kecelakaan di tol aku selalu pilih bangku deretan kiri. Hari itu, di sabtu pagi yang cerah, aku yang hendak piket pagi naik bis Asli Prima warna hijau non AC. Seperti biasa bis melaju tidak terlalu kencang mungkin sekitar 70-80 km per jam. Menjelang Ciujung, bis yang berjalan di sebelah kiri hendak mendahului trailer di depannya. Tapi mendadak trailer di depan membanting stir ke kanan, akibatnya bis pun menabrak bagian belakang trailer. Supir sempat mengarahkan setir ke kiri dan menerjang selokan cukup lebar di sisi tol, akibatnya bis pun terguling ke arah kiri. Paniklah penumpang menjerit-jerit, mana saat itu bis dalam keadaan penuh dan ada yang berdiri segala.

Aku saat itu dapat duduk di sisi kiri dekat jendela. Di sebelahku bapak-bapak berbodi subur. Saat bis terguling ke kiri, herannya aku tidak ikut panik, hanya diam. Si Bapak panik dan berusaha keluar, tapi karena posisi bis yang terguling dia malah menindih aku. Heksssss... kegenjet deh. Dan berjatuhanlah seluruh barang-barang yang ada di bus. Aku kejatuhan sendal, tas milik penumpang lain dan beban paling berat tentu saja si bapak itu. Kayak sandwich, pikirku dengan aku berada di posisi terbawah. Akhirnya semua penumpang bisa keluar lewat pintu depan yang pecah saat kecelakaan. Untung hanya luka ringan dan lecet-lecet yang dialami sebagian besar penumpang termasuk aku. Mungkin karena bis tidak terlalu ngebut... tidak terbayang kalo bis ngebut banget... hiiiiiii entah apa yang terjadi.

Karena kejadian itu aku pilih di sisi kiri, karena kalo aku duduk di kanan pasti aku yang jatuh menimpa orang yang ada di sisi kiri. Yang luka juga yang duduk di kanan. Belum lagi saat itu kondisi bis yang hancur di sebelah kanan. Serem...

Kejadian kecelakaan di jalan Tol Jakarta Merak kuliat juga cukup tinggi apalagi antara Balaraja - Ciujung yang jalannya lurus dengan pemandangan membosankan di sisi kiri dan kanan. Belum lagi kondisi jalan tol yang gak pernah bagus. Belum pernah mengalami jalan tol merak jakarta mulus tanpa ada perbaikan sama sekali.... selalu saja ada bagian yang harus diperbaiki. Kalo saat ini di sisi kanan, maka minggu depan sisi kiri. Kalo saat ini di km a besok di km b.... belum lagi jalannya bergelombang dan tidak pernah mulus. Kapan ya jalan tol Merak Jakarta semulus, selebar dan sebagus tol Jakarta Bogor??? Padahal tarifnya lumayan mahal lho walau belum semahal tol Cipularang.

Kembali ke bis Merak-Pulogadung. Begitu sampai di terminal Serang, ada beberapa bis yang punya kebiasaan ngetem lagi tapi ada juga yang langsung jalan segera setelah penumpang serang turun. Tapi dulu saat berangkat piket malam, begitu sampai Serang aku harus siap-siap turun... karena pasti seluruh penumpang tujuan cilegon dan merak dipindah ke bis lain. Jarang sekali bis merak-pulogadung yang mau melanjutkan perjalanan ke tujuan akhir kalo sudah malam. Mereka lebih memilih masuk pool yang memang sebagian besar ada di Serang. Yang menyebalkan sudah dipindah tanpa persetujuan penumpang dengan berbagai alasan eh begitu naik bis ditagih lagi untuk biaya perjalanan serang-merak!!!! grrrrrrr.... pengen ngamuk....

Alasan yang diutarakan kondektur saat memindahkan penumpang itu.... "Maaf pak, bu... mobilnya mau dipake pariwisata besok pagi, jadi harus masuk pool sekarang"... padahal tuh mobil jelek banget... mana mau orang nyewa untuk pariwisata pake mobil jelek gitu. Atau... "Maaf pak, bu ... mobilnya rusak harus diperbaiki"... pdahal sepanjang jalan gak ada kendala apa-apa.... Jadi sebelum kondektur mengutarakan alasan aku segera bangkit dan pindah ke bis lain... apa pun alasan yang digunakan intinya kan tetap satu... "wei para penumpang pindah sono... gw mau pulang neh...."

THIS IS THE END OF PART TWO
just wait for the next part ... thanks for reading and comment

Antara Merak dan Jakarta part one

Kalau dipikir-pikir, lima tahun sudah aku menyusuri jalan antara Merak dan Jakaa hampir tiap hari. Tugas yang mengharuskan aku berada di Merak sementara anak dan suami berdomisili di Jakarta mau gak mau membuat acara "ngelaju" dilakoni.

Dulu awal ditempatkan di merak, aku sempat pulang seminggu sekali. Saat itu anak yang besar berumur 4 tahun dan baru mulai sekolah TK. Tapi akibatnya Reihan anakku mogok sekolah dan rewel setengah mati. Mulai dari mogok makan, gak mau tidur dan lain-lain. Akhirnya aku pulang per 3 hari sekali. Lama kelamaan pulang setiap selesai piket. Saat itu di merak sistem piket adalah waktu piket 12 jam dengan aturan, hari pertama masuk pagi dari jam 9 pagi hingga 9 malam, kemudian hari kedua masuk dari jam 10 malam hingga 10 pagi hari berikutnya dilanjutkan libur di hari ketiga. Dan hari keempat masuk pagi kembali.....begitu terus....

Apalagi saat hamil anak kedua, pola langsung pulang setelah selesai piket ini tetap kujalankan. Yah namanya juga hamil, pengennya kan dielus-elus terus...hehehehe. Setelah anak kedua Nadia lahir, karena menyusu ASI, akhirnya Nadia tinggal di Merak ikut aku sedangkan Reihan ikut papanya di Jakarta. Kumpul berempat termasuk jarang, paling cepat seminggu sekali. Tapi ternyata pola ini juga gagal dilaksanakan karena suamiku tidak tahan hanya bertemu Nadia seminggu sekali. Sedangkan Reihan kembali ke pola lama, mogok sekolah dan mendadak rewel terus menerus. Belum lagi dengan pola seperti ini, ada 2 dapur yang harus dibiayai dan ini cukup berat bagi kami berdua. Akhirnya setelah Nadia lepas ASI eksklusif, aku kembali ke pola lama...."ngelaju" merak - Jakarta.

Banyak pengalaman lucu, aneh, menggelikan dan menyebalkan selama acara "ngelaju" ini. Biar seru kita bagi - bagi per bab yuuukkkk....

CALO BIS AKAP
Karena rumahku di daerah Timur Jakarta, bila hendak berangkat ke Merak aku selalu naik bis dari terminal Pulogadung. Tahu kan seperti apa terminal Pulogadung??? begitu masuk terminal, jangan pasang tampang lugu apalagi kalo bawa tas besar, pasti diseret-seret calo. Sudah dibilang mau ke Merak, mereka maksa kita untuk naik bis ke Pemalang. Yang aneh kenapa ya pertanyaan pertama yang standar dari para calo itu..."mau kemana mbak? ke Jawa ya?".... lha kita ini ada pulau apa sih? Jakarta itu di pulau Jawa bukan? Apa secara diam-diam Jakarta sudah membuang diri ke pulau lain? hehehe

Begitu si calo mendapat "mangsa", wah langsung calon penumpang gak keliatan...saking banyaknya calo yang ikut nimbrung menawarkan "pelayanan" yang lebih baik. Memang sih, semua calo itu berseragam sesuai dengan PO yang diwakilinya. Bahkan ada yang lengkap dengan nama di dada kiri. Tapi tetap saja menyeramkan. Bayangin aja, seorang nenek dengan bawaan ...eh jangan nenek-nenek deh... Bayangkan seorang pemuda gagah tapi tampang lugu karena baru datang dari desa yang aman tentram dan damai, sambil membawa kardus guede plus tas pinggang plus tas ransel dikerubuti 10 orang calo dan semuanya bermulut manis menawarkan "layanannya"... tetap saja kasihan melihatnya. Karena pasti harga yang ditawarkan itu tetap lebih mahal daripada bila kita membeli langsung di tiket. Apalagi kalau di antara calo itu ada mas copet ikut nimbrung....kesempatan bagus tidak mungkin dilewatkan kan?

Sering kejadian, sang korban sudah membayar tiket di calo. Tapi uang tiket tidak disetorkan ke kondektur, akibatnya saat kondektur menagih ke korban, korban yang merasa sudah membayar tetap saja akan kalah bersitegang dengan kondektur, karena ancaman diturunkan di tengah jalan cukup manjur. Kejadian terakhir yang kulihat, sepasang suami istri yang naik bis dari kebun nanas menuju merak diminta 30 ribu perorang padahal tarif normal Kebun Nanas-Merak hanya 10-14 rb per orang. Sesampainya di Serang, mereka berdua dipindahkan ke bis yang aku naiki. Saat kondektur menagih, sang istri menangis karena uang yang ada di mereka hanya tinggal 150 ribu padahal perjalanan masih panjang ke Sumatra. Tapi sang kondektur tetap tidak mau tahu dan akhirnya pasangan itu harus membayar ongkos lagi.

Calo rasanya dimana-mana sama, entah di terminal Pulogadung Jakarta, Terminal Pakupatan Serang ataupun Terminal Terpadu Merak... yang pasti jangan keliatan lugu dan bingung kalau masuk terminal antar kota mana pun di Indonesia. Pasti jadi saaran empuk calo.

END OF PART ONE...

Kamis, 18 Februari 2010

My Bag Insider

Aku bukan termasuk orang yang fashionable, membeli baju, sepatu, tas dan sejenisnya karena kebutuhan bukan keinginan atau sekedar ngikutin mode. Sepatu dibeli karena memang butuh dan nyaman dipakai. Untunglah sehari-hari di kantor pake seragam jadi gak puseeenggg mikir harus pake baju apa hari ini. Punya tas juga sesuai kebutuhan, tas ke kantor n tas buat jalan ama keluarga.

Khusus untuk tas, ada syarat khusus. Tas itu harus cukup besar dan kuat karena dipakai untuk membawa segala macam barang. Paling malas membawa 2 atau lebih tas kecil mungil, prinsipku mending bawa 1 tas guede daripada bawa 2 tas kecil.

Dulu waktu kuliah Kenapa sih tas ku harus besar? karena harus muat segala macam. Oke mari kita liat isi tasku...
1. Dompet... ini sih wajib ya. Ukuran dompetku agak besar karena ya itu tadi harus bisa muat uang, segala macam kartu identitas, kartu atm, foto dll
2. Dompet HP... isinya HP GSM n HP CDMA plus apa tuh yang buat dengerin lagu? Ear phone ya? 2 ear phone buat 2 HP itu
3. Kotak kacamata... isinya kacamata n kain pembersihnya
4. Tas kosmetik ... berisi ikat rambut, pelembab muka, pelembab leher, sunscreen, bedak tabur, kaca, pensil alis, 2 lisptik, pemerah pipi, body lotion, tisu basah, tisu muka, brush buat pipi, oxigenated spray buat muka.... wah banyak juga ya??
5. Sisir sikat yang agak gede. Kalo kecil gak sanggup merapikan rambut keriting kalo lagi gimbal
6. Dompet koin ... isinya ongkos transportasi hari itu, biasanya isi maksimum hanya 50 rb
7. Antis buat bersihin tangan kalo mau makan
8. Tissue buat ngelap keringat kalo naik mobil non ac
9. Sapu tangan (tapi ini jarang bawa karena suka ketinggalan)
10. Kalau mau piket, bawa baju ganti buat besok. Berarti, seragam 1 stel, baju dalam buat 2 hari plus handuk
11. Kalau gak piket berarti cuma bawa seragam atasan waktu berangkat kemudian pulangnya baju yang tadi dipake waktu berangkat yang masuk tas
12. Plastik berisi cadangan celana dalam plus pembalut... wajib ada karena kadang gak bisa pulang. Walau di kantor sebenarnya selalu ada cadangan baju n daleman... tapi bawa cadangan di tas rasanya lebih aman
13. Jaket... maklum orang kampung gak tahan AC. Kalo dapat bis AC yang rada bagus jadi AC nya super dingin... wajib pake jaket kalo gak bisa mengkerut kedinginan. Apalag kan di bis minimal 3 jam tuh, wah bisa-bisa keluar bis gak bisa jalan karena membeku di tempat hahahaha
14. Kalo musim hujan biasanya bawa payung atau topi
15. tupperware plus sendok yang isinya bekal sarapan pagi. Maklumlah ibu-ibu, saking sibuknya kalo pagi, mana sempat sarapan di rumah, padahal menurutku "the most important meal of the day is breakfast". Jadilah sarapan di dalam bis yang melaju menembus kemacetan jakarta
16. Botol Aqua ukuran 600 ml... dulu sih rada keren bawa tempat minum tupperware atau sejenisnya tapi berhubung malah suka ketinggalan akhirnya pake aja botol Aqua yang dibuang setelah 3-4 kali isi ulang.
17. Obat sakit kepala, flash disk, pulpen dll
18. Novel ... ini wajib ada karena perjalanan panjang dari rumah ke kantor dan sebaliknya, atau pas bosen mending baca buku. Terkadang bawa harlequin yang tipis, tapi pernah juga Harry Potter 7 english edition ikutan masuk tas..
lagi centil-centilnya, terdorong keinginan pengen keliatan beda, terbelilah tas mungil kulit yang harganya cukup mahal buat ukuran mahasiswa. Tapi tas itu gak bisa muat buku apalagi diktat yang ukuran lebih dari A-4.... lah terpaksalah selain membawa tas "gaya" itu nenteng satu tas lagi buat tempat diktat n teman-temannya. Wuah repot, belum kalo giliran praktkum harus bawa jas lab... Akhirnya tas itu dipensiunkan dini, kepake cuma pas malam mingguan ama "ehm ehm". Itu juga jarang, karena paling bawa dompet masuk ke dalam celana jeans terus berangkat, semakin terbengkalailah tas itu.

Sejak mulai kerja di Merak, sering dapat jatah tas dari berbagai macam diklat atau seminar. Tahu kan seperti apa model tas dari diklat itu. Karena besar dan muat segala macam, maka tas diklat lah yang menjadi tas sehari-hari ke kantor. Sampai suatu saat, lamaaa.... gak ikut pelatihan atau seminar apa pun hingga tas yang kupakai resletingnya kebuka gak bisa ditutup lagi. Bos yang dulu sampai kasihan melihat tas ku itu n berkata..." Aduh bu Maya.... kok tas nya sampai seperti itu? Sini saya kasih tas!"... hehehe... malu gak sih dikomentari bos begitu? Beliau dengan berbaik hati memberikan tas Rateknas jatah bos2 yang kualitasnya lebih bagus daripada jatah kroco-kroco kayak aku. hmmmm banyak kan yang harus dibawa... makanya butuh tas guede n kuat menampung segala macam barang itu. Tas yang kupake sekarang ini sejak tahun 2007, dibeli di Elizabeth Atrium Senen dengan harga 100 rb an. Bahannya dari Jeans biru dengan satu kompartemen. Yang enak itu resletingnya panjang dari ujung ke ujung, jadi mudah ngeluarin atau masukin barang. Sekarang resletingnya udah rada ngambek, suka gak mau diajak kerjasama n menutup dengan rapat, mungkin udah waktunya diganti.

Ada cerita soal tas jeans biru ini... suatu hari, bos yang sekarang melihat aku dari lantai atas kantor baru turun dari ojek sambil membawa tas besar itu. Karena naik bis pulogadung non AC, tampangku awut-awutan gak jelas gitu hehehe... berkatalah dia ke Melani.."Bu Melani... itu tuh ada mbak-mbak yang biasa datang nawarin baju, masa sih jam segini bu... tolong disuruh pulang aja!".... waks... kejamnya... Melani lalu melongok ke bawah, katanya... "Lho pak itu sih bu Maya yang baru datang bukan mbak-mbak tukang kredit baju!!"..... hahahahaha.... teganya big bos... masa aku disangka si mbak tukang kredit baju....

Tapi walau bagaimanapun bentuknya, aku cinta pada tasku ini. Kemarin dia sudah nemenin aku menjelajah Malaysia dari Kuala Lumpur sampai perbatasan Thailand. Karena isinya lengkap, biasanya semua orang pada mendekat kalau butuh tissue basah, tissue kering sampai obat sakit kepala... asyik kan banyak yang mendekat hahaha... Termasuk seseorang yang sok PDKT ... ada aja tuh alasan minta sesuatu dari tas... *GR Mode On*


Pengikut