Jumat, 30 Juni 2017

MANIS

MANIS
Julia Rosmaya

Anak-anak saya tidak terlalu suka gula. Mungkin karena pembiasaan dari kecil. Minum teh yang terlalu manis mereka tidak suka. Makan coklat yang manis tidak suka juga. Mereka pilih dark coklat yang kadarnya lebih dari 60% kalau ada.

Entah mengapa di lidah saya dan mereka, coklat dari luar negeri itu rerata manis sekali.  Bila ada yang memberi akhirnya teronggok di sudut kulkas atau diberikan lagi ke orang lain. Beda bila dark coklat... Langsung habis dalam sekejab.

Karena mereka tidak terlalu suka makanan manis, maka banyak kue lebaran yang berbasis gula tidak disukai juga oleh mereka. Kue yang umum ditemui di meja saat hari raya hanya dilirik sekilas.

Beda bila mereka menemukan kacang, keripik atau kerupuk yang berasa asin dan gurih. Dalam sekejab satu toples langsung lenyap di tangan mereka berdua.

Karenanya 2 tahun terakhir ini, saya tidak lagi membeli kue lebaran secara khusus. Nastar, putri salju, kastengel, dan sebangsanya tidak ada lagi di meja tamu. Toh tamu yang datang juga hanya basa-basi mencicip.

Sebagai gantinya meja lebaran kali ini dipenuhi oleh berbagai macam keripik aneka rasa. Juga kacang dan kerupuk hehehe... Sebelum lebaran saya sempatkan membeli kerupuk Palembang dalam jumlah banyak untuk mereka cemil.

Kalau cake atau puding, mereka masih mau. Dengan syarat tidak terlalu manis. Bila kadar manis berlebihan menurut lidah mereka maka cake dan puding itu hanya menjadi hiasan meja saja.

Kastengel yang menurut saya tidak manis tetap saja tidak disukai... Alasannya... Asin! Hehehe... 

Akhirnya kembali pilihan hanya ada di keripik dan kerupuk saja...

Sebenarnya saya curiga, jangan-jangan mereka tidak suka manis karena sadar diri seperti saya.

Saya kan sudah manis...
Tidak butuh lagi makanan manis!
Huahaha... #ups...

Selamat lebaran hari keenam

Kamis, 29 Juni 2017

PULSA

PULSA
Julia Rosmaya

Sekarang perlu menyiapkan pulsa Internet yang banyak sebelum lebaran tiba. Ucapan selamat lebaran saat ini bukan hanya berupa kalimat berpanjang-panjang tapi sudah berupa gambar dan video.

Demikian kata-kata seorang teman di pertengahan puasa lalu.

Dan... Itu terbukti... :)

Bila tahun lalu saya masih menerima dan mengirim ucapan via sms. Maka tahun ini hanya 1 sms yang saya terima dan kirim. Lainnya?  Via aplikasi WhatsApp  atau Messenger FB. Semua orang punya WA! 

Group-group WA pun ramai dengan ucapan selamat lebaran beberapa hari sebelum Idul Fitri tiba. Sebagian besar menggunakan gambar !  Kemudahan membuat gambar ucapan dengan foto diri dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh semua kalangan.

Tidak ingin mendownload tapi rasa penasaran ada, maka penuhlah album foto di hp dengan berbagai macam ucapan lebaran berupa gambar dan video.

Saya suka... Saya suka melihat senyum manis di ucapan lebaran itu. Rerata bersama pasangan dan keluarga kecilnya. Melihat kemiripan sang anak dan ayah ibunya, Maha Besar Allah dan keajaiban genetika!

Saya pribadi hanya men-share gambar ucapan di group. Untuk ucapan secara personal saya menggunakan kalimat singkat dan padat.  Tidak ingin berpanjang-panjang penuh bunga.

Dengan banyaknya ucapan selamat yang diterima, rerata orang tidak detil lagi membaca. Hanya melihat nama pengirim dan membalas. Terkadang bila itu teman baik, saya hanya balas dengan kalimat "Sama-sama"...  Plus emotikon senyum tentu saja.

Satu hal lagi yang saya suka... Mengamati foto-foto teman fb saat merayakan lebaran bersama keluarga. Ah....menyenangkan....

Dan tanpa disadari pulsa Internet pun terkuras. Sepertinya harus beli paket lagi hahahaha....

Ada yang mau mengirim pulsa?  Dinanti dengan penuh cinta.

Selamat lebaran hari kelima

Rabu, 28 Juni 2017

UANG LEBARAN

UANG LEBARAN
Julia Rosmaya

Sewaktu kecil, kami 4 bersaudara jarang sekali menerima uang lebaran dari kerabat atau tetangga.

Orang tua kami termasuk berada dibandingkan kerabat yang lain, sehingga merekalah yang memberi ke para sepupu. Kami? Hanya melihat saja qiqiqi... 

Adik no 3 dan 4 biasanya berkeliling ke rumah para tetangga dan mereka mendapatkan uang lebaran. Sedang saya dan si no 2 biasanya di rumah saja, jarang ikut keliling.

Bila teman lain pasca lebaran menunjukkan dompetnya yang tebal atau barang-barang yang dibeli dengan uang lebarannya... Saya? Hanya tersenyum...

Entah mengapa saat itu kami merasa biasa saja tidak mendapat uang lebaran sebanyak teman lain. Tidak ada rasa iri berlebihan. Mungkin juga karena biasanya sehabis lebaran, orang tua membawa kami ke toko buku dan membiarkan kami membeli buku sebanyak yang dimau. Saat itu buku adalah barang yang selalu diinginkan, sehingga kebebasan membeli buku tanpa batas adalah kegembiraan kami.

Lalu bagaimana dengan anak-anak saya? Mereka mendapat uang lebaran dari om dan tantenya tentu saja. Keliling ke tetangga?  Kadang-kadang... :)

Si sulung sudah sadar diri bahwa dia sudah besar, sudah SMA sehingga tidak terlalu bersemangat ikut keliling. Si bungsu bersemangat dengan alasan menemani sepupunya yang balita. Modus tentu saja :)

Membeli buku setelah lebaran?  Pasti... 

Yuk kita ketemuan di G**m***a... 

Selamat lebaran hari keempat

Selasa, 27 Juni 2017

LAOS

LAOS

Hati-hati dengan laos yang menyaru sebagai rendang! Juga opor dan sayur labu siam yang mulai berubah rasa karena lupa dipanaskan.

Kadang, memasak dalam jumlah besar dan tidak segera habis mengundang kerugian. Baiknya selesai memasak, segera pindahkan ke beberapa wadah dan bekukan. Saat diperlukan tinggal dipanaskan dan hidang.

Rendang yg diklaim sebagai makanan awet pun tidak luput dari proses kerusakan. Bagusnya yang ditaruh di meja dan diuwek-uwek hanya sebagian kecil saja, cukup untuk sekali saji. Sisanya amankan di belakang.

Jangan lupa saat menghidang, laos, lengkuas dan jahe disingkirkan. Kasihan tamu yang menyangka laos sebagai daging rendang...

Mari kita lakukan gerakan penyingkiran bumbu yang menyaru hehehe..

Anda pernah menggigit laos atau berbagai bumbu yang menyaru itu?  Saya pernah :)...

Selamat lebaran hari kedua

PUTIH

PUTIH
Julia Rosmaya

Adik no 3 sebelum lebaran berkata, "Gue nemu baju gamis putih cakep banget diskon pula di M**ah**i. dari harga 800 jadi 300an. Beli yuk buat lebaran. Biar samaan!"

Baju putih?  Waduh....

Saya tidak suka baju putih, bahkan saat ini di lemari tidak ada satu lembar pun baju putih. Kaus putih ada tapi tidak polos. Cenderung banyak ornamen corak. Terakhir punya baju putih saat diklatpim 8 tahun lalu.

Bila ada teman yang menyarankan, "...dress code-nya atasan putih dan bawahan jeans biru ya...!"

Maka saya muncul dengan atasan warna krem.

Alasan utama tidak suka pakai baju putih karena saya kemproh serta tidak telaten mencuci baju putih yang terkena noda. Hehehe...

Alasan lain karena baju putih identik dengan penataran, pelatihan, anak magang, seragaman hehehe... Alasan yang gak banget yah...

Baju putih seragam sekolah anak-anak membuat saya terengah-engah saat mencucinya. Untunglah seragam karantina berwarna coklat, kalau putih...  Saya menyerah kalah!

Seorang teman berkata, "Gue suka baju putih masalahnya pembantu Gue bersih banget kalau nyuci baju putih!"

Ya iyalah...  Lah saya kan udah lama gak punya pembantu...  Semua dikerjakan sendiri termasuk mencuci manual dengan tangan. Mesin cuci?  Sudah lama rusak dan teronggok di pojokan.

Jadi kalau Suami menginginkan baju putih, maka saya langsung cemberut dan berkata, "Cuci sendiri ya baju putihnya...!" 

Kembali pada keinginan adik untuk kembaran memakai gamis putih.

"Kita beneran mau pakai gamis putih? Terus nanti yang cuci piring, beberes dapur dan menyiapkan makan buat tetamu siapa? Si kepo (kucing)?"

Huahaha dan gagallah rencana dia memutihkan kami...

Biarlah gamisnya berwarna... Yang penting hati kami seputih salju... Tsahh...

Selamat lebaran hari ketiga

Selasa, 13 Juni 2017

TIPS PEPES ALA CL

Pernah naik Commuter Line (CL) saat jam sibuk? 
Yang jawab pernah ayo ngacung... ! 

Seru ya.. 
Berusaha masuk ke kereta yang penuh sesak... Semakin terjepit di tengah-tengah penumpang bagaikan ikan pepes di dandang! 

Menjadi pepes adalah pilihan yang harus diambil penumpang CL... mau tidak mau. Demi ketepatan waktu sampai di tujuan.

Terus apa dong yang harus dilakukan buat para calon pepes yang akan naik CL saat jam sibuk? 

Pertama, gunakan alas kaki yang nyaman dan tertutup.
The big no no adalah high heel stiletto dan sandal yang terlalu banyak memperlihatkan jari kaki. High heel stiletto yang digunakan saat jadi pepes membuat kita kesusahan sendiri. Susah jaga keseimbangan,  juga susah menjaga untuk tidak menginjak kaki orang. Diinjak stiletto aduh Mak... Sakit... 

Sandal sebaiknya jangan model sandal jepit. Kemungkinan kaki kita terinjak kaki orang lain sangat besar. Jari kaki yang tak terlindung sangat riskan. Kasihanilah jari kakimu.. Mereka masih punya hak untuk diajak ngabuburit... :)

Kedua, jangan kebanyakan aksesori.
Misalnya kalung besar, bros atau hiasan jilbab yang rumit dan terlalu menonjol, peniti-peniti di banyak tempat, gelang gemerincing.

Saat jadi pepes, kemungkinan aksesori kita nyangkut di baju orang ada lho. Ingat jarak antar pepes kadang hanya sepersekian sentimeter. Bros merah cantik hilang dan pindah tempat di baju cowok ganteng...  Sering terjadi.

Ketiga, jangan gunakan parfum yang menyengat.
Berbau wangi itu perlu tapi kalau harus menghirup bau wangi yang menyengat lebih dari 30 menit saat jadi pepes... Duh..  Tulung....

Gunakan wangi seperlunya, tidak perlu parfum sebotol disemprot ke seluruh bagian tubuh. Kasihanilah rongga hidung pepes di sebelah, bisa-bisa bulu-bulu hidung protes dan menutup diri hehehe.

Usahakan pula untuk mandi dulu sebelum berangkat dan menggunakan baju yang bersih. Juga dalaman hijab yang baru. Terkadang yang berhijab lupa mengganti dalaman hijab, hanya mengganti hijab luar saja. Bau dalaman hijab berusia 2 hari lumayan lho dalam jarak dekat... cukup membuat orang menghindar.

Lalu kalau jadi pepes sore hari gimana dong? Kan pasti bau sabun sudah berganti bau keringat dan baju juga tidak wangi Molto lagi ... ya sudahlah pasrah hehehe. Apa mau dikata pepes sore hari pasti lebih menyiksa dibandingkan pagi.

Keempat, belajar melenturkan tubuh
Masuk ke CL di saat jam sibuk perlu seni. Tarik badan, posisikan kaki, menyelip dan berusaha berdiri tegak tanpa berpegang butuh keterampilan tersendiri. Kadang bingung juga kok ya bisa, pepes manusia sekian banyak mengatur diri di tempat sedemikian sempit. Di setiap stasiun tambahan pepes baru tetap bisa masuk ke CL yang sudah padat dari stasiun awal. Amazing ...

Kelima, toleransi
Ini nih yang sering terlupa. Semua orang naik CL ingin segera sampai tujuan. Kalau ditanya, pasti tidak ada yang ingin jadi pepes di CL. Tapi menunggu kereta sepi waduh bakal telat sampai tujuan.

Jadi, jangan marah kalau badan terjepit, kaki terinjak, baju lecek. Jangan ribut kalau masih saja ada orang yang memaksa masuk padahal kereta sudah penuh sesak. Usahakan masuk lebih ke dalam, bantu orang lain untuk masuk. Posisikan tas sedemikian rupa untuk melindungi diri dan tidak mengganggu orang lain.

Jangan lupa tebar senyum ... apalagi bila terjepit diantara 2 cowok tinggi ... Bayanganmu untuk dipeluk bintang Korea bertubuh tinggi bisa diwujudkan selama jadi pepes di CL ... hahaha ...

Pengikut