Sabtu, 19 Oktober 2019

Au Revoir

Au Revoir

#JuliaSays

[Kamu lagi ngapain]
[Jangan melamun]
[Tengok ke kanan depan]

Bunyi notifikasi berulang dari aplikasi percakapan itu, sukses membuat aku membuka gawai.

Enggan rasanya melihat dia di sana. Sumber kegalauanku. Dia berjalan mendekat, dengan senyum tipis yang jarang tampak.

"Kenapa duduk di sini? Perlu teman?" ujarnya.

Ingin kuberseru, bahwa aku butuh dia lebih dari seorang teman. Aku butuh dia melebihi apa yang bisa dia tawarkan.

"Kamu gak enak badan? Ruangan terlalu dingin ya?" ujarnya seraya mengulurkan tangan meraba dahi.

Kubiarkan tangannya disana untuk beberapa saat. Menyadari bahwa tangan itu tak akan pernah lagi menggenggam tanganku.

Kukatakan bahwa aku baik-baik saja. Perlahan kuraih tangan itu, mengagumi tangan dengan jemari panjang lentik yang jarang dimiliki lelaki.

"Pergilah, dia menunggumu." Kuabaikan wajah sendu itu.

"Kamu dibutuhkan di sana, bukan di sini. Pergilah, aku baik-baik saja."

Kutinggalkan dia, tak ingin menoleh lagi.

Kamu yang tak akan pernah kumiliki, karena kamu milik dia.

Selamat tinggal ...

Ku melangkah, seiring lagu Au Revoir oleh One Republic di kejauhan

Today I'm not myself
And you, you're someone else
And all these rules don't fit
And all that starts can quit
What a peculiar state, we're in
What a peculiar state, we're in
Let's play a game
Where all of the lives we lead
Could change
Let's play a game
Where nothing that we can see
The same
But we'll find other pieces to the puzzles
Slippin' out under the locks
I could show you how many moves to checkmate right now
We could take apart this life we're building
And pack it up inside a box
All that really matters is we're doing it right now
Right now
But we'll find other pieces to the puzzles
Slippin' out under the locks
I could show you how many moves to checkmate right now
We could take apart this life we're building
And pack it up inside a box
All that really matters is we're doing it right now
Right now
.
.
.

Source: LyricFind
Songwriters: Brent Michael Kutzle / Ryan Tedder
Au Revoir lyrics © Sony/ATV Music Publishing LLC, Peermusic Publishing

Selasa, 08 Oktober 2019

HASIL UJI LAB

#tubin

Hasil Uji Lab
#TitaSeries
#JuliaSays

"Darahnya diambil? Berapa banyak? Nanti anjing saya jadi lemes dok. Kasihan. Apa  bisa diganti dengan cara lain?" tanya si Ji Chang Wok KW itu.

Tita bergeming, menikmati keindahan makhluk Tuhan di depannya. Kapan lagi ada lelaki seganteng ini datang melapor ke kantor Karantina? Sering sih sebenarnya ... tapi yang mirip JCW ...? Baru kali ini.

"Dok, dok ... bisa?"

Tita gelagapan. Apa yang bisa? Diiingatnya percakapan sesaat sebelum dia jatuh dalam lamunan. Oh iya, ganti cara lain untuk uji rabies.

"Maaf Oppa, eh maksud saya mas. Pengambilan darah pada anjing yang akan dikirim ke luar negeri wajib dilakukan. Darah itu akan digunakan untuk uji ELISA Rabies, guna mengetahui apakah vaksinasi rabies yang diterima anjing mas Oppa, eh maksud saya mas saja, bekerja dengan baik melindungi dedek anjing ini dari penyakit rabies," Tita menerangkan sambil berusaha menenangkan hatinya yang kebat kebit.

Duh, keseringan menerima klien dengan tampang seganteng ini tak baik untuk kesehatan jiwa ternyata.

"Lalu, hasil laboratoriumnya kapan bisa diambil? tanya si JCW KW lagi, sambil memungkas jaraknya dengan Tita. Sepertinya dia tahu bahwa Tita terpukau oleh kegantengannya.

"Hari ini kami ambil. Hari ini Senin kan? Rabu lusa kami uji. Kamis tulat hasil uji bisa diambil," Tita menjawab lebih tegas. Ketenangan dirinya berangsur pulih.

"Pengujian ELISA Rabies kami lakukan setiap hari Rabu dan Jumat," lanjut Tita lagi.

"Diambil tubin bisa? Jumat? Saya tidak bisa keluar kantor hari Kamis," ujar mas Oppa.

"Tentu saja bisa. Tapi jangan lama-lama ya Oppa eh Mas."

"Pasti saya ambil secepatnya kok,  sepertinya bertemu kamu lagi menyegarkan hati," mas Oppa mendadak merayu.

Aihhhh .... Jumat ini, Tita sepertinya harus dandan ekstra.

...
Salam KDrama

Selasa, 01 Oktober 2019

MAMAK REMPONG SEKOLAH LAGI

#Ilmu

Mamak Rempong Sekolah Lagi

#JuliaSays

"Mit, sedang ada tugas di kampus A ya? Itu fotonya bagus di status WA," tanya sesorang padaku.

"Aku kuliah lagi Sari, sudah tahun terakhir ini," jawabku

Sari pun memberondongku dengan banyak pertanyaan. Intinya buat apa sekolah lagi saat sudah berumur seperti aku.

Saat ini, aku sedang menempuh pendidikan S3 atas biaya negara. Umur sudah lebih dari 40 tahun, sedang teman kuliah rerata berumur 30an bahkan ada yang kinyis kinyis umur 20an.

Secara otak, tentu saja kecepatan otakku beda jauh dengan mereka yang masih 20an. Maklumlah ilmu mereka masih fresh from the oven, sedang ingatanku akan pelajaran jaman S1 sudah memudar. Seperti warna baju yang dicuci berulang.

Untuk itu, beberapa dari kami yang sudah senior ini menggantungkan diri pada mereka yang masih segar-segar itu. Di usia kami, pelajaran lebih mudah masuk bila mendengar dan memperhatikan, dibanding menghapal. Untuk itu, para young blood ini kami minta menerangkan pelajaran yang tak kami pahami dengan cara presentasi.

Disinilah terlihat siapa yang benar-benar berilmu.

Ada seseorang yang menonjol. Dia rendah hati, tak segan menawarkan diri membantu kami yang mengalami kesulitan di laboratorium.

Tapi ada yang pintar, tapi tak paham etika menghadapi kami yang lebih tua, mungkin karena dianggapnya kami satu angkatan kuliah. Mau membantu bila dirasa menguntungkan buat dirinya sendiri.

Teringatlah sebuah pepatah ...

"Hired for attitude, trained for skill"

"Attitude" itu yang dicari saat melamar pekerjaan, bukan hanya keahlian dan ilmu yang dimiliki.

Keahlian dan ilmu dapat dilatih, tapi tingkah laku yang sudah mendarah daging sukar dirubah.

Jadi, untuk young blood yang langsung lanjut S2 atau S3 tanpa terlebih dulu merasakan dunia kerja, perbaiki perilaku ya. Nilai cum laude tak akan dilihat saat sudah diterima kerja, karena perilakulah yang utama.

Salam hangat dari mamak rempong yang masih berusaha menyelesaikan disertasinya.

Pengikut