Selasa, 01 November 2016

SAYA MANTAN PENERIMA PUNGLI

SAYA MANTAN PENERIMA PUNGLI
- JULIA ROSMAYA

Hah?

Iya saya dulu sering menerima pungli. Walau saya tidak pernah menadahkan tangan secara langsung atau mengucapkan permintaan tambahan biaya di luar biaya resmi, tapi saya ikut menerima pungli.

Sistem yang salah? Atau lingkungan? Entahlah, yang pasti menerima pungli saat itu rasanya wajar-wajar saja. Tidak ada satu pun orang yang merasa bersalah menikmati pungli.

Seorang rekan berkata, “Darimana kita bisa beli kopi untuk menahan kantuk saat piket malam? Belum lagi kalau mulut sepet ingin merokok sehabis mengambil sampel darah hewan. Atau perut yang keroncongan diterpa angin malam? Memang si bos di Jakarta sana mikirin kita?”

Saat itu saya terdiam. Dalam hati membenarkan.

Tetapi semakin lama saya berada dalam lingkungan itu, rasanya semakin gerah. Tidak ikut menerima uang yang dibagikan (yang notabene uang pungli), dicap munafik. Menerima rasanya kok hati tak tenang.

Perlahan terjadi perubahan paradigma. Sistem keuangan negara mulai mengakomodir kebutuhan untuk sekedar makan dan minum kopi. Memang belum sebanyak yang bisa didapat dari pungli, tapi setidaknya ada dana yang dapat digunakan secara legal.

Merubah persepsi teman yang sudah terlanjur terbiasa menadahkan tangan tidaklah mudah. Tapi ternyata perlahan bisa juga. Walau awalnya banyak yang diam-diam masih “meminta” tapi lama-lama jumlah peminta-minta ini semakin berkurang.

Saat ini, bisa dikatakan uang yang saya terima hampir bersih dari pungli. Tahu tidak? Saya punya tabungan sekarang!!! Ya ternyata uang saya masih bersisa tiap bulan dan bisa dimasukkan tabungan. Senangnya melihat angka-angka di tabungan bertambah dari bulan ke bulan. Memang sih jumlahnya belum sampai belasan atau puluhan juta. Cukuplah untuk sekedar pergi berwisata bersama keluarga setahun sekali.

Saya heran sebenarnya. Kenapa pendapatan yang berkurang saat ini malah bisa menabung? Ternyata karena dulu saat pendapatan berlebih, pengeluaran saya juga berlebih. Makan sana sini, jadi cukong mentraktir teman-teman sepulang kerja. Beli baju, tas yang harganya wow. Pantaslah tidak ada yang bisa ditabung. Mungkin saat itu berpikir bahwa uang banyak kenapa harus dihemat.

Saya mantan penerima pungli … dan saya tidak bangga karenanya.

Mari jauhi pungli .. just say no to illegal fee !!!

2 komentar:

  1. Saya juga mba :(
    Udah tobat 7 tahun yang lalu, setelah sadar kok rasanya ada yang ganjel

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya rasanya gak enak ya ... Alhamdulillah masih bisa bila mantan .. bukan masih menerima pungli

      Hapus