Kamis, 30 November 2017

ABAI Part 1

ABAI... Part 1
Julia Rosmaya

Beberapa hari ini mendapat pelajaran tentang pengabaian terhadap sesuatu.

Selasa pagi duduk manis menikmati lontong sayur dekat kantor BPJS Rawamangun. Tetiba melihat seorang Bapak berlari ke arah mobilnya yang sedang diderek petugas. Mobil diderek saat dia parkir sejenak menikmati lontong sayur di pinggir jalan.

Ada tukang parkir yang cuek saja menikmati lontong sayur yang sama disitu. Si ibu penjual lontong menegur si tukang parkir, kenapa tidak memberi tahu si Bapak soal larangan parkir.

Dengan cuek dia bilang, "Gue kan tukang parkir motor, bukan urusan gue mobil mau parkir disitu. Lagipula ada larangan parkir di sono noh...!" ujarnya abai.

Si Bapak mengabaikan tanda larangan parkir, si tukang parkir mengabaikan mobil Bapak yang di parkir. Akibatnya, mobil diderek.

Hmmm kenapa saya ke BPJS? Saya juga melakukan pengabaian.

Kartu Askes saya dan suami belum diganti dengan kartu BPJS yang baru. Bahkan kartu askes suami masih yang lama, yang panjang, bukan kartu kuning. Selama ini merasa tidak membutuhkan Askes, merasa sehat saja. Makanya abai dengan kartu Askes yang wajib diganti dengan kartu BPJS.

Saat suami harus masuk RS dan membutuhkan kartu BPJS barulah sadar pentingnya kartu ini. Untunglah pihak RS sangat kooperatif, mereka sangat membantu proses pendaftaran, bahkan mencarikan nomor BPJS suami. Menunggu dengan sabar saya yang panik membongkar tas mencari kartu Askes. Hingga 3 kali bongkar, kartu tidak ketemu. Untunglah ada seorang Bapak yang menunjukkan kartu askes saya yang tergeletak di lantai. Di dekat tas!

Rumah sakit tidak abai, si Bapak yang menunjukkan kartu itu tidak abai. Mereka paham kepanikan saya.

Rumah Sakit Pusat Otak Nasional di Cawang sangatlah kooperatif. Tidak ada cerita pengabaian pasien BPJS disini. Suami langsung ditangani dengan baik, bahkan saat saya belum bisa menunjukkan kartu Askes.

Mereka memberi waktu 3x24 jam sejak suami dirawat untuk mengganti kartu Askes menjadi karyu BPJS.

Saat saya bercerita ke adik-adik soal kartu ini, semua kompak menyarankan untuk mencari calo agar saya punya banyak waktu mengurus suami dan bukannya menghabiskan waktu di kantor BPJS. Tapi saran itu saya abaikan. Saya yakin kantor BPJS tidak serumit itu.

Ternyata benar, petugas BPJS tidak mengabaikan saya. Bahkan saat saya tidak membawa SK terakhir untuk membuktikan bahwa saya sudah golongan 4. Dalam waktu kurang dari 10 menit, kartu BPJS baru sudah di tangan dan saya bisa lega menghabiskan lontong sayur di dekat kantor BPJS itu.

Bersambung....

Terima kasih untuk Indri Kusuma yang menerangkan soal penggantian kartu Askes, saat saya panik.

Serta para sahabat baik...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar