Jembatan Malaka 1
Part 2
#Day_1
25/11/2019
Bagi mereka yang tinggal di Perumnas Klender Jakarta Timur dan sekitarnya, pasti paham bahwa Jl Raya Malaka adalah jalan ramai dan padat kendaraan.
Rumah ortu, tempat saya tinggal berada di pinggir kali dekat jembatan. Dulu sewaktu jembatan belum dilebarkan, kejadian tabrakan sering terjadi, hampir setiap hari. Orang dari arah Malaka 1 tidak bisa melihat kendaraan dari arah Malaka Raya dan sebaliknya. Sejak jembatan dilebarkan, kecelakaan jarang terjadi, tapi sebulan sekali pasti ada.
Sampai ada yang bilang bahwa jembatan Malaka 1 ini angker, butuh tumbal dan lain-lain. Tapi kami sebagai penghuni dekat jembatan tidak peduli karena tidak percaya hal seperti itu.
Sebenarnya ada zebra cross, ada pula plang tanda berhati-hati dan mengurangi kecepatan beberapa meter sebelum pertigaan jembatan. Tapi entah kenapa, kecelakaan tetap terjadi.
Kecelakaan fatal dengan korban tewas di tempat sudah puluhan sejak saya tinggal disitu. Belum lagi kecelakaan kecil. Rumah juga sering menjadi tempat pertolongan pertama para korban kecelakaan. Adik ipar juga sering membawa korban ke RS.
Sesaat setelah kejadian, si penabrak langsung diamankan oleh para pengemudi ojol yang biasa mangkal di dekat jembatan. Sepertinya dia tidak terluka. Babang grab saya sepertinya juga tidak terluka. Bahkan dia sempat menawarkan untuk tetap mengantar saya ke stasiun. Saya pun sempat terpikir untuk tetap jalan. Tapi melihat rasa cemas di mata si bungsu membuat saya membatalkan keinginan untuk tetap berangkat.
Saya tidak paham apa yang dilakukan oleh kerumunan pengemudi ojol terhadap penabrak saya, setelah saya meninggalkan tempat. Belakangan saya tahu bahwa si babang grab tetap menyelesaikan pekerjaan. Bukan membatalkan sesuai permintaan. Saya tak peduli saat itu. Sikap tak peduli yang ternyata salah.
....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar