Perjalanan Menjadi Drh
Bagian 7: Skripsi dan Wisuda
Ada 3 golongan di angkatan kami, golongan tepat waktu, golongan Alhamdulillah gak telat, dan golongan Alhamdulillah bisa lulus. Tentu saja penggolongan ini kami sendiri yang menentukan, berdasarkan berapa lama lulus Sarjana hehehe.
SY dan HM masuk golongan tepat waktu, sedang saya yang gak telat. IPK saya? Standar bisa lulus. Sempat memperoleh IP di bawah 2 saat semester 2, ups!
Saat skripsi, saya berpartner dengan VD. Menggunakan hewan yang sama, yaitu anjing, dengan perlakuan berbeda. Skripsi saya, objeknya Vesica Urinaria, sedang VD telinga.
"Studi media kontras udara dan urografin 76% pada rontgen vesica urinaria anjing" adalah judul skripsi saya. Sedang VD membandingkan benang cat gut dan benang katun pada hasil operasi telinga anjing. Jaman itu operasi telinga pada anjing masih dilakukan, kalau sekarang sudah dilarang.
VD sebenarnya selalu berpartner dengan saya sejak semester 1. Nomor mahasiswa kami berurutan. Alhasil praktikum-praktikum yang berpasangan selalu bersama dia. Tak ada pilihan lain.
Serunya menggunakan rontgen adalah, hasilnya harus dicetak dulu ke RS Sardjito. Ditunggu dengan kesabaran tinggi disana. Bila pasien (manusia) di Sardjito yang membutuhkan hasil rontgen banyak, makin lamalah hasil rontgen saya didapatkan.
Dulu, juga sempat ditakut-takuti mandul oleh kakak kelas, karena menggunakan mesin rontgen secara intensif. Sehingga setiap kali hendak me-rontgen anjing, tindakan pencegahan kami lakukan berlebihan hahaha.
Skripsi diselesaikan bersamaan dengan saya yang berusaha berdamai dengan diri sendiri, akibat perselisihan terus menerus dengan SY. Sebisa mungkin, saya tak melibatkan dia. Walau komitmen kami telah berubah menjadi sahabat, tapi kadang cara SY memperlakukan saya, membuat tak nyaman.
Akhirnya hari pendadaran tiba, semua pertanyaan dapat saya jawab dengan baik. Di luar ruang pendadaran, tim hore menanti dengan cemas. Saat saya dinyatakan lulus, merekalah yang paling bahagia. Saya cuma bisa lemas memandang, segar kembali setelah dikasih makan. Btw tim hore ini, adalah anggota inti gank jalan-jalan plus VD.
Saya sebenarnya orang gak enak ati, tapi suka makan sate hati minus ampela. Jelang wisuda, saya tahu SY berharap menjadi pendamping. Apalagi ortu dan keluarga hadir lengkap. Skripsi pun nama dia tak ditulis secara khusus. Ssst untunglah, karena akhirnya dia tak masuk golongan "Namanya tertulis di skripsi, tapi tidak di buku nikah."
Sebagai kompensasi saya tak menjadikan dia sebagai pendamping, akhirnya kami berfoto berdua. Dengan posisi, terpisahkan oleh pagar Grha Sabha Permana. Secara simbolik, foto itu menggambarkan hubungan kami, yang tak bisa bersatu lagi. Btw, foto tidak di published ya hehehe ...
Setelah wisuda, tentu saja koas menanti. Gank jalan-jalan sudah jarang lagi kumpul. Sibuk dengan koas masing-masing. Saya berusaha untuk tidak 1 kelompok dengan SY, menghindar dengan segenap usaha.
Dan ... saya menemukan gank baru. Selalu berbareng 1 kelompok hingga pelantikan drh.
Saya setelah pendadaran, bisa senyum lebar setelah makan kue.
Wisuda Sarjana tahun 1996, dan inilah mereka yang selalu 1 kelompok koas dengan saya hingga lulus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar