Dokter Hewan yang Diragukan
Julia Rosmaya
"Mamanya kerja ya, kerja dimana?" kudengar ibu guru anak sulungku bertanya di hari pertama masuk sekolah TK.
"Mama dokter hewan karantina!" serunya bangga.
Hatiku langsung berbunga-bunga, berusaha keras untuk lebih lanjut mendengar percakapan di dalam kelas.
"... Mama kerjanya ngejar-ngejar sapi, kambing, anjing di Pelabuhan Merak," lanjut anakku lagi.
Duh nak ... hahaha ... memang pernah kuterangkan ke dia bahwa salah satu tugas mamanya menangani lalulintas komoditas ternak di pelabuhan Merak. Tapi, kata mengejar-mengejarnya itu loh, memberi kesan mamanya adu lomba lari sama hewan di pelabuhan.
------
Saat ini saya sudah dipindah ke kantor di Bekasi. Kantor ini menangani uji terap tindakan karantina dan kawah candradimuka petugas karantina. Sehingga saya pun sudah jarang berinteraksi dengan hewan. Suatu hari, si bungsu bertanya ke saya.
"Ma, teman di sekolah ada yang punya kucing. Terus kucingnya gak mau makan. Mama periksa ya, ntar kucingnya mau dibawa kesini."
"Wah jangan sayang, mama takut nanti jadi salah kalau mama yang periksa. Mama kan udah gak praktek lagi."
"Yaaahhh, mama gimana sih, katanya dokter hewan. Kok gak mau periksa kucing!"
Hiks, diragukan 'kedokterhewanannya' ...
-----
Lain waktu, mereka berdua kompak sakit. Saya pun ijin tidak ke kantor. Saat memberi obat tiba.
"Ayo sayang, diminum obatnya. Kalau mama yang ngasih obat pasti deh cepat sembuh. Kan mama dokter...."
Mereka kompak menyaut ..." Mama kan dokter hewan, masa kita disamain sama hewan sih !!"
Hahaha, baiklah ... untung masih mau buka mulut minum obat.
.
.
.
.
Ditulis untuk ikut dalam lomba #lombaceritahumorkeluarga KAGAMA