Jumat, 31 Juli 2020

IDULADHA YANG TAK INGIN DIPISAH

Beberapa hari belakangan, gatal liat postingan orang di media sosial. Gatal ingin membenarkan. Puncaknya hari ini. Melihat tulisan ucapan selamat Iduladha dengan kata Idul dan Adha terpisah.

Berdasarkan KBBI, penulisan Iduladha dan juga Idulfitri harus jadi satu. Jangan dipisah! Kasihan, nanti si Idul kangen sama Adha hehehe.

Apa iya kalian setega itu dengan Iduladha dan Idulfitri?

Juga tak perlu menulis "hari raya" di depan kata Iduladha/Idulfitri, karena makna kata Iduladha/Idulfitri adalah perayaan alias hari raya. Cukup tuliskan "Selamat Iduladha/Idulfitri". Si "hari raya" digunakan pada kata yang lain.

"Selamat hari raya kurban" bisa digunakan. Tapi jangan tulis "Selamat hari raya Idulkurban." Idulkurban adalah bentuk tidak baku dari Iduladha.

Kurban ya yang baku, bukan korban atau Qurban. 

Ribet? Gak juga sih. Siapa lagi yang akan menerapkan bahasa Indonesia yang benar, kalau bukan kita. 

Jangan kau kurbankan perasaanku lagi. Pilih saja hewan kurban tahun ini.

Salam dari fans Ivan Lanin
Julia Rosmaya 

Minggu, 03 Mei 2020

KALEIDOSKOP III BIO 1 (BAGIAN 6-END)

APRIL 1991

Ada seminar kecil-kecilan khusus cowok tanggal 8 April yang membahas persoalan "Mengapa kita belum dapat cewek". Menurut sang moderator Iman yang dibantu oleh Iwan, hal itu disebabkan karena kekurangberanian mereka dalam memproklamasikan apa yang ada di hati kepada cewek yang disuka. Ada .... aja..... hehehe pada iri tuh sama Mr T dan Mr A...

Sudah beberapa minggu ini beredar kabar bahwa sekolah kita mau dibongkar dan kita dipindahkan ke sekolah lain, katanya sih ke SMP 202 di Buaran. Anak-anak jadi gelisah, masalahnya kalau kita jadi dipindah, berarti harus masuk siang. Sedangkan di siang hari banyak yang les dan tidak mudah memindahkan les ke pagi hari. Lagipula gak enak kan masuk siang, kita sebagai anak BIO sudah kenyang 2 tahun masuk siang terus, masa sekarang masuk siang lagi.

Selain itu, kalau jadi pindah berarti kita ujian di sekolah lain, apa enaknya ujian di sekolah lain pikir anak-anak waktu itu (Padahal akhirnya anak BIO ujian di di smp 198 kan?) Wah pokoknya anak-anak bingung deh, mana gak ada penjelasan resmi dari sekolah. Pak Mustamin bilang kita jadi pindah, sedangkan kepala sekolah bilangke anak Fis kita gak jadi pindah. Ada lagi yang bilang pindahnya tepat sehabis lebaran, wah pokoknya macam-macam deh gosip yang beredar.

Kemudian tanggal 10-25 April kita libur Lebaran. Setelah berbagai macam spekulasi tentang jadi tidaknya kita pindah sekolah akhirnya didapat kepastian bahwa kita gak jadi pindah tahun ajaran ini tapi tahun ajaran depan setelah kita lulus. Lega rasanya kita semua mendengar kabar itu. Kita masih diberi kesempatan menikmati keadaan akhir dari sekolah kita yang walaupun gedungnya jelek tapi kita cinta ini.

Tanggal 29 April sewaktu upacara, kelas kita plus BIO 2 dan SOS yang jadi penyanyinya. Walaupun udah 3 kelas digabung tetap saja waktu nyanyi suaranya gak ada yang keluar!

Nelly, Beni dan Sinta ulang tahun bulan ini. Cuma karena sedang libur, yang kena bawa beng beng hanya si Sinta aja.

MEI 1991

Akhirnya bulan yang paling tidak ditunggu-tunggu anak-anak datang! Tanggal 6-7 Mei kita EBTA dan tanggal 15-16 kita EBTANAS. Wah curang deh masa kelas BIO ujiannya di SMP 198! Mana bangkunya pendek-pendek lagi. Kita digusur karena kabarnya ada anak SMA lain yang ujian di tempat kita.

Dan tahu gak ? Ternyata ujian EBTANAS kita sudah bocor ! Ada beberapa anak yang sudah tahu soal yang akan keluar! Biasa deh anak-anak, kalau soal "bocoran" kaya gitu, mereka paling cepat !

Setelah EBTANAS Fisika, kita mengadakan rapat mendadak soal perpisahan kelas. Anak-anak maunya kita pergi keluar, tapi gak usah nginap. Padahal dulunya mereka nggak mau kalau disuruh pergi keluar, mereka malah maunya pesta di rumah. Tapi sekarang mendadak pada berubah pikiran. Jadi terpaksa, kita berepot ria deh ngurusin semuanya.

Mengenai perpisahan ini belum bisa diceritakan, habis sewaktu "kaleidoskop" ini dibuat, perpisahan itu belum terlaksana sih.

Kasihan banget Iwan, Titi, Fini, Lenny dan Angkas sebab ulang tahun mereka bertepatan dengan saat ujian. Yang gak enak ya kita-kita juga sih, habis gak dapat beng-beng ....!

PENUTUP

Setahun kita berada dalam kelas yang sama, sama-sama menanggung duka dan juga sama-sama bergembira. Kelas ini adalah jenjang terakhir dari pendidikan menengah. Setelah ini kita tidak tahu lagi apa yang akan terjadi pada kita. Kalau kita diterima di Universitas negeri maupun swasta, kita akan menghadapi sistem pendidikan yang berbeda yang sangat berbeda dengan sistem yang ada ada di SMA.

Semoga seluruh kenangan yang tercipta di kelas III Biologi satu ini, baik yang manis maupun yang pahit dapat terus dikenang sampai suatu masa dimana kita tidak dapat lagi mengenangnya.... semoga .....

Jakarta, 23 Mei 1991

KALEIDOSKOP III BIO 1 (BAGIAN 5)

FEBRUARI 1991

Ada lagi yang diam-diam jadian, Mr A dan Miss T di Bio 1, dan topik pergosipin pun beralih ke pasangan baru ini.

Heran tinggal beberapa bulan lagi pisah eh malah pada "jadian" dan rupanya ini gak hanya terjadi di III Bio 1 saja tapi juga di kelas III yang lain. Seperti di BIO 2 yang baru jadian itu Mr D n Miss D. Wah anak-anak geger pas anak-anak tau kalau mereka "jadian". Kesempatan terakhir kali untuk mewujudkan impiannya. Ayo .... siapa lagi yang menyusul???

Semakin dekat ujian semakin banyak yang gak masuk karena sakit. Fini, Nelly, Edy, Ebeth dan masih banyak anak yang lain. Baik karena flu-flu biasa saja atau yang parah seperti Fini terkena gejala tipus atau Edy yang sempat dirawat di rumah sakit atau Ebeth yang kena cacar air. Ada-ada aja, udah mau ujian sih jadi pada stress dan gak mikirin kesehatan lagi kali.

Kelakuan anak-anak juga pada aneh-aneh deh. Yang cowok main perang-perangan lawan BIO 2. Ini sebenarnya sudah berlangsung lama, malah sejak masuk kelas III cuma makin lama permainannya makin parah saja. Sekarang gak cukup hanya menawan tapi udah mengarah ke hal yang berbahaya. Masa anak yang ditawan mau ditelanjangin. Memang sih cuma bercanda, cuma kalau beneran bisa-bisa ceweknya pada kabur dong.....

Yang lagi heppi bulan ini Sorta dan Poppy ... biasa deh kita berbeng-beng ria...

MARET 1991

Lucu juga kalau ngeliatin anak-anak yang maju ke depan memperagakan kemampuannya menghafal "proverbs" di hadapan bu Gultom. Ada yang ngetok-ngetok meja kaya Sinta (padahal mejanya gak salah apa-apa tuh). Ada yang kepalanya goyang-goyang kayak layangan putus seperti Iman dan Iwan. Ada yang matanya merem gak mau liat apa-apa kayak Fini. Ada yang tangannya gak bisa diam menghitung seperti Nelly, Diah dan Felis. Tapi ada juga yang tenang aja, kalem malah seperti Yeni, Popi atau Silva. Lagak mereka semua kalo difilim - in barangkali bisa menangin piala citra untuk film paling konyol sedunia kali ya ... ???

Ada seorang guru yang bikin aneh2 dan bikin anak-anak panik. Sejak bulan Januari Pak Bch ngadain les di sekolah setiap minggu pagi. Mulanya beliau dulu bilang gratis, jadi banyak anak yang ikut. Eh tiba-tiba beliau bilang, perlu uang buat beli kapur dan perlengkapan lainnya buat ngajar. Anak-anak masih maklum, jadi kita berela hati ngasih sumbangan. Eh... setelah sumbangan diserahkan, dia gak mau terima malah dikembalikan. Katanya kita gak menghargai dia dengan hanya memberikan sumbangan yang jumlahnya minim itu. Dia mau jumlah yang lebih besar lagi.

Bayangin bagaimana gondoknya anak-anak dengan beliau. Kalau misalnya dia minta dibayar mahal, kenapa gak bilang dari dulu, sehingga anak-anak akan memberikan uang sejumlah yang dia ingini. Sekarang setelah "uang sumbangang" diserahkan, beliau minta lebih! Kalau hanya soal uang yang tidak begitu besar itu nilai anak-anak jadi taruhannya, siapa yang gak gondok coba

Tapi akhirnya persoalan itu dapat diselesaikan, setelah anak-anak memberikan "sumbangan" sesuai dengan yang beliau ingini. tapi kasihan mereka-mereka yang lupa untuk membayar atau memang tidak punya uang untuk itu, mereka berkali-kali dipanggil pak Bch....

Tanggal 16 - 22 Maret kita libur awal puasa. Sebelum berlibur kita saling memaafkan dulu.

Beberapa minggu yang lalu, kelas kita berencana bikin jaket kelas. Tadinya kita mau bikin sweater cuma karena bahan dan bentuknya tidak sesuai dengan keinginan yang lain, akhirnya disepakati untuk membuat jaket saja yang lebih keren.

Tanggal 25 maret, tuh jaket sudah jadi. Wah keren banget deh. Lengannya berwarna putih, sedang dada dan punggungnya terbuat dari bahan kain berwarna hitam. Jaket yang bisa dibolak-balik itu bahan dalamnya terbuat dari kain tipis berwarna merah. Pokoknya keren deh ! Dan anak-anak Bio 2 langung iri.

Karena sedang bulan puasa, maka anak-anak mengadakan acara buka puasa bersama di rumah Yeni tanggal 30 maret 1991. Sayangnya waktu itu hujan turun lebat sekali sehingga hanya sekitar 30 anak ditambah sedikit anak bio 2 yang bisa datang. Padahal makanan berlimpah ruah, sate, bola-bola daging, gulai, es buah dan kue-kue. Wah pokoknya enak-enak semua deh.

Hari itu entah kenapa banyak yang ketiban sial. Hijet 1000-nya Nanda , ban depan kirinya masuk got di samping rumah Yeni. Mana waktu itu cowok yang lain belum pada datang lagi. Akhirnya dengan dibantu bapaknya Yeni dan Iwan yang datang tak lama kemudian, mobil bisa terangkat dari got.

Udah gitu, Aang yang sedang memberi aba-aba pada Beni yang sedang memundurkan mobil Pipin kakinya kejeblos got juga! Kasian banget sampai bengkak. Lain lagi si Yuli, dia berkali-kali menelpon Yeni menanyakan alamat serta letak rumahnya dan hampir tersesat. Untung akhirnya dia bisa juga sampai dengan selamat di rumah Yeni.

Kemudian setelah shalat Isya dan taraweh bareng yang diimani oleh Nanda, kita pulang deh ke rumah masing-masing.

Teta yang ulang tahun bulan ini bawa beng-beng demikian juga dengan Merry dan Lia. Padahal waktu Lia ulang tahun, masih bulan puasa tapi tetap aja dia berela hati bawain beng-beng ... asyik ya...

KALEIDOSKOP III BIO 1 (BAGIAN 4)

DESEMBER 1990

Ulangan umum bersama dijalani. Mana soalnya dari kelas I lagi. Yach hitung-hitung nyicil buat ebtanas. Gila ! Soal-soal prakiraan ulangan umum dari berbagai lembaga bimbingan tes itu mirip banget sama soal yang keluar! Jadinya anak-anak berebut foto kopi. Hehehe... bocor nich ye....

Kemudian habis ulangan umum, belajarnya gak efektif lagi. Habis gak semua guru ngajar sich! Jadinya dimanfaatin oleh anak-anak untuk main-main.

Terkadang kita meniru acara Kuis Keluarga Lifebuoy yang ada di RCTI. Wah seru deh. Regu cowok lawan regu cewek. Yang menang sih ceweknya, maklum mereka jago mencari kata-kata yang susah buat digambar sih! Regu cowok jadi terkadang suka gondok, sehingga keluarlah kata-kata yang aneh yang gambarnya aja susah. Dan kalau sudah kaya gitu giliran ceweknya yang gondok. Satu-satu deh !

Tanggal 22 Desember kita dibagiin raport. Juara kelasnya Maria, kemudian disusul Yeni dan Lia. Tiga cewek yang memang udah diperkirakan bakalan juara. Setelah itu kita libur seminggu.

Selain Yayuk yang bawa kue untuk ulang tahunnya, Aryo, Putu dan Marlina gak bawa apa-apa untuk ulang tahunnya.

JANUARI 1991

Pergantian aparat kelas. Aang digantiin Septi, cowok yang ngakunya mirip Mac Gyver itu. Padahal mirip ama kakinya aja gak. Ngaku-ngaku mirip ama dia lagi ! Masalahnya dia itu sirik gak dimiripin sama siapa-siapa.... hehehe.... Sedang Iman digantiin sama Beni. Bendahara dan Sekretaris dipegang oleh Tenny dan Iwan. Bisa bayangin nggak si Iwan yang tulisannya susah kebaca itu jadi sekretaris. Anak-anak langsung protes waktu dia nulis di papan tulis. Makanya dia langsung trauma, jadi nyuruh anak lain untuk nulis di papan tulis.

Ada kejutan yang menggemparkan di awal tahun ini. Mr T, cowok yang ngakunya pendiam itu "jadi" ama Miss E, cewek Bio 2 yang manis itu. Wah langsung gosip minggu ini topiknya T n E terus. Bio 1 dan Bio 2 jadi besanan deh.

Sementara itu cowok lain yang belum bisa juga mewujudkan impiannya dengan cewek pujaan masing-masing langsung bertekad meniru jejak langkah Mr T. Ada aja ..... !

Pernah waktu pelajaran bahasa Inggris, ada peribahasa yang bunyinya gini "Still waters run deep" dan ilustrasinya mengenai T yang pendiam tapi akhirnya dia orang pertama diantara teman-temannya yang dapat tunanngan lebih dulu. Jadi waktu bu Gultom tanya... "Is that true ...?" .... anak-anak dengan kompaknya menjawab ... "YES .... !" sambil menengok ke arah Mr. T.

Witri, satu-satunya yang ulang tahun bulan ini mentraktir beberapa anak dan sewaktu makan-makan itu apalagi pokok pembicaraannnya selain T n E. Wah pasangan itu tenar banget deh bulan ini. Mana mereka mentraktir anak-anak lagi dalam rangka "jadinya" itu.

KALEIDOSKOP III BIO1 (BAGIAN 3)

OKTOBER 1990

Bulan Oktober ini kita dapat raport bayangan, yang nilainya bagus sih tenang-tenang aja, cuman yang jelek nach pada deg deg kan deh....

Ada kejadian yang ngeselin banget. Tanggal 20 Oktober kita ulangan Biologi. Anak dengan nomor urut 1-24 kebagian ulangan yang kedua. Sewaktu mereka mau masuk, semuanya bergerombol di depan pintu menunggu anak yang nomor urutnya 25-47 keluar. Rupanya entah siapa ada yang bicara dengan anak yang baru keluar itu. Bu Win melihat dan beliau menyangka mereka berbicara mengenai soal yang baru diujikan. Beliau marah-marah dan menyuruh anak itu untuk mengaku, tapi tidak ada satupun anak yang mengaku berbicara dengan rombongan yang baru keluar. Kemudian beliau memberikan hukuman bagi kita dengan memberikan soal essay 5 buah! Padahal rombongan sebelumnya mendapat pilihan berganda. Mana waktu tinggal lima menit sewaktu dia membacakan soal.

Kita hanya diberi kesempatan mengerjakan soal selama 10 menit dan langsung kertas ulangan dikumpulkan ! Bagaimana bisa semua soal selesai dalam waktu sesingkat itu. Mana ada yang disuruh gambar lagi. Menggambar proses sintesis protein kan lama. Wah pokoknya semua anak merasa diperlakukan tidak adil oleh bu Win. Mulai saat itu banyak yang gak suka dengan beliau, karena dia selalu keras pada kita. Apalagi kalau beliau sedang mengajukan pertanyaan atau membuat kesimpulan percobaan di papan tulis. Beliau mau apa yang diinginkannya itu yang dijawab atau ditulis oleh anak-anak. Mungkin memang tujuannya baik tapi caranya itu yang terkadang membuat kita semua kesal.

Bulan Oktober sepi, karena gak ada yang ulang tahun.

NOVEMBER 1990

Sejak akhir Oktober kita mendapat tugas menanam dan merawat berbagai bibit tanaman untuk penghijauan sebagai tugas kelompok. Jadi setiap pagi lahan kosong di sebelah kelas menjadi ramai oleh anak-anak yang menyiram dan mencatat perkembangan tanamannya.

Ada kelompok yang tanamannya tumbuh subur, ada juga yang gagal total karena bibit yang ditanam tidak menampakkan tanda-tanda akan tumbuh. Kelompok yang gagal terpaksa mengulang dari awal dengan mengganti bibit yang ditanam dengan tanaman lain.

Percobaan-percobaan Biologi juga semakin bertambah banyak. Setelah percobaan dengan kancing-kancing gen, maka mulailah percobaan di luar mengenai penyebaran makhluk hidup dengan memakai kuadran yang dilempar pada sebidang rumput. Kemudian dilihat jenis makhluk hidup apa saja yang hidup disitu.

Selain itu kita juga mendapat tugas mengenai "Bibit Unggul" . Wah sibuknya anak-anak pergi kesana kemari mencari data. Tapi akhirnya tugas itu dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Fidia, Tenny, Edy, Iis dan Diah giliran ulang tahun bulan ini. Si Edy ngundangin anak cowok ke rumahnya sedang ceweknya gak ada satu pun. Curang ya .... ! Apa enaknya pesta tanpa cewek ... de... sirik .... !

KALEIDOSKOP III BIO 1 (BAGIAN 2)

AGUSTUS 1990

Tanggal 3 Agustus kita dapat ulangan pertama, yaitu ulangan If Conditional dan Kimia Redoks! Gak khusuk sih, perasaan baru liburan, eh sekarang otak udah diasalah lagi buat ulangan.

Kemudian tanggal 18 Agustus kelas kita pertama kali kena marah sama guru, yaitu pak Bachtiar. Masalahnya jadwal pelajaran diganti dan rupanya dia belum tahu. Jadi sewaktu dia masuk, anak-anak memberitahu dia bahwa sekarang bukan jam pelajarannya dia. Akibatnya dia ngamuk-ngamuk ke kita. Dibilangnya kita gak sopanlah karena ngusir guru yang sudah masuk ke kelas. Aduh.... anak-anak gak ada yang berani ngelawan sebab pasti dia tambah marah. Padahal itu kan bukan salah kita kalau dia belum tahu bahwa jadwal pelajaran sudah diganti.

Kemudian mulailah kita dapat tugas macem-macem. Tugas Geografi misalnya yang mewajibkan anak-anak secara berkelompok membuat karya tulis mengenai berbagai negara di dunia dan tugas-tugas lainnya.

Ulangan Biologi yang pertama diadakan tanggal 25 Agustus, pilihan berganda. Mungkin karena ini ulangan pertama maka banyak anak yang mendapat nilai jelek... biasalah....

Yang berbahagia bulan ini Pipin, Rosa, Nina, Silva, Tiwi, Primi dan Maria. Si Maria mentang-mentang ulang tahunnya jatuh pada hari minggu, sombong dia, karena tidak perlu membawa beng-beng buat kita-kita. Padahal itu kan wajib lho ... hehehe....

SEPTEMBER 1990

Nggak tahu kenapa, anak-anak sudah pada mulai stres. Tampangnya pada kuyu semua. Apa karena ulangan sudah semakin banyak dan susah-susah, gak tahu deh?

Cara ngilangin stres itu juga macem-macem. Ada yang jadi suka nyanyi keras-keras kaya Yuli. Nich anak gak malu-malunya nyanyi keras-keras di kala kelas lagi sepi. Pertama-tama sih suka ngagetin, tapi lama-lama jadi biasa dengar suara dia. Kata yang lain anggap aja radio kelas... ada-ada aja...

Lain lagi dengan cowok-cowok. Waktu itu David Copperfield lagi tenar, jadi mereka pun ikut-ikutan ngadain pertunjukan sulap kecil-kecilan di kelas. Katanya sih dalam rangka amal untuk menyumbang korban patah hati (Lho!) Terkadang Iman atau Iwan yang jadi pesulapnya, terus dia nyulap kertas atau apa gitu biar ngilang. Wah tampangnya udah profesional banget deh, cuma teknik nyulapnya aja yang belum semulus David Copperfield. Suatu hari malah Iman berniat nyulap Aryo biar ngilang. Nach lu, gimana cara nyembunyiinnya tuh !? Tapi akhirnya niat jelek itu tidak terlaksana, masalahnya Aryo udah protes berat waktu tahu mau diilangin !

Tanggal 24-25 September kita gak belajar, karena 12 ulang tahun yang ke 26. Ih sudah tua banget ya sekolah kita ini. Tanggal 24 September ada bazaar. Kelas kita jualan makanan kecil yang dibikin sendiri, seperti misalnya donat, risol, asinan dan lain-lain. Si Yayuk juga ikutan jual pengikat rambut. Semuanya laku keras, habis yang beli kita-kita juga sih !

Tanggal 25 nya kita pesta kelas. Wah asyik banget tuh ! Kita yang nggak tahu kalau bakalan ada arak-arakan tumpeng lagi, dengan mendadak nyiapin untuk arak-arakan itu. Untung ada yang bawa lagu dangdut entah judulnya apa, lupa sih! Jadi dengan nekatnya Fini, Pipin, Yayuk, Lia, Tenny, Juli dengan dipandu oleh Iis bergoyang dengan asyiknya di depan para juri.

Kemudian sambil menunggu kelas lain usai mengarak tumpengnya, kita adain joget bareng sama anak kelas I dengan Fini jadi pelopornya. Wah lucu banget ! Anak kelas I itu pada malu-malu diajak turun, jadi akhirnya ya kita-kita yang merajai arena.

Sehabis itu acara makan-makan deh. Ih mendadak semuanya jadi rakus, sebab lapar sih habis ketawa-tawa dan berjoget ria. Sebelum makan bu Win berkenan meniup lilin dan memotong kue ulang tahun barengan sama bu Suliyati. Setelah itu makanan yang ada di atas meja habis diserbu anak-anak.

Setelah foto bersama, pesta pun usai dan tahun depan kita nggak bakal menikmatinya lagi. Pesta ulang tahun sekolah terakhir buat kita.

Si Iman dan juga Septi yang ulang tahun bulan ini GR banget waktu disalamin anak-anak. Maklum aja mereka jarang-jarang tuh disalamin ama cewek-cewek kece sebanyak itu.

KALEIDOSKOP III BIO 1 (bAGIAN 1)

Temans ... bongkar-bongkar arsip "nemu" catatan ini. Dulu pernah di rilis ke kalian semua waktu kita perpisahan di punca tapi aku yakin catatan ini gak ada lagi di kalian heheh.... Tiada maksud menganaktirikan III BIO 2 karena kebetulan yang tertulis disini memang catatan III BIO 1, tapi gak ada salahnya temans 1291 baca ini.

Karena panjang banget aslinya ada 8 hal spasi 1, kita bagi bagian per bagian yah ...


KALEIDOSKOP III BIO 1 (Bagian 1)
Tahu kaleidoskop ? (eh, nulisnya bener gak ya??) itu tuh catatan peristiwa yang terjadi selama setahun. Neh ceritanya reporter anda mencoba menyusun sebuah kaleidoskop yang isinya peristiwa yang terjadi di III Bio 1 setahun belakangan ini. Data-data diambil dari catatan-catatan yang ada serta kesaksian beberapa saksi yang katanya masih hidup dan dapat dipercaya. Siap.....? Go.....!

JULI 1990
Kita masuk tanggal 16 Juli 1990, siang lagi! Masalahnya kelas pagi dipakai oleh anak kelas I yang lagi penataran P-4. Begitu datang semua anak langsung merubung kertas pengumuman pembagian kelas. Ada yang melonjak-lonjak kegirangan karena sekelas lagi ama teman akrabnya, ada yang sedih karena dipisahin ama teman dekatnya, ada yang cuek terserah mau dapat kelas yang mana aja, wah pokoknya macam-macam deh ekspresi anak-anak.

Selama minggu pertama kita juga diombang-ambingkan gosip yang bilang kalo pak Budi gak ngajar kita lagi, tapi digantiin sama pak Bachtiar. Wah! Rata-rata pada gak setuju, tahu sendiri kan gimana pak Bachtiar itu. Ada yang mau protes sama guru-guru tapi terus gak jadi. Habis dipikir-pikir gak ada gunanya kita protes, kan kedudukan kita sebagai murid itu paling lemah.

Ternyata bener, pak Budi digantiin sama pak Bachtiar, dan anak-anak dengan pasrahnya menerima keputusan itu.

Oh iya, ketua kelas dan wakil ketua kelas kita kali ini Aang dan Iman. Dan bukan kebetulan kalo ketua kelas dan wakti ketua kelas III Bio 2 Musji dan Didi. Masalahnya mereka itu waktu kelas II Bio 1 sebangku. Aang dengan Musji sedang Iman dengan Didi. Asyik juga ya. Belum apa-apa kita juga sudah ribut soal perpisahan kelas, padahal kan masih lama tuh, kita berencana nabung melalui masing-msing Rp. 1000,00 sebulan yang dikelola oleh Yuli sang bendahara dan Lia sang sekretaris.

Yang ulang tahun bulan ini Yani, Ebeth, Ketty dan Sussy... seperti biasa kita berbeng-beng ria deh....

Jumat, 01 Mei 2020

MOON IS BEAUTIFUL

Moon Is Beautiful 
- Ulasan KDrama "Romance is a Bonus Book"
#JuliaSays 

Siapa yang suka membaca buku? Di era digital, buku yang dicetak semakin berkurang peminatnya. Tapi tahu gak? Kebahagiaan membuka lembar demi lembar buku baru yang helaiannya masih krispi itu nilainya tak terhingga. Setidaknya buat saya. 

"Romance is a Bonus Book" adalah KDrama yang membahas lika liku dunia penerbitan buku. Penonton diajak memahami bahwa sebelum buku terpajang di toko buku, ada proses rumit yang mendahuluinya. 

Sang tokoh utama Cha Eun-Ho diperankan oleh Lee Jong-Suk yang terkenal dengan bibirnya yang berlekuk sekseh. Tolong emak-emak jangan histeris dulu, masalah keseksian bibir mas Jong-Suk biarlah dibahas yang lain. Kita fokus saja dengan aktingnya kali ini. 

Cha Eun-Ho adalah penulis dan senior editor di sebuah penerbitan. Sementara Kang Dan-I (Lee Na Young), adalah teman masa kecil Eun-Ho yang bekerja di tempat yang sama. 

Secara detil, diterangkan proses sebuah buku dicetak, mulai dari penyerahan naskah dari penulis ke editor. Dilanjutkan proses editing yang tidak sebentar. Sebelum buku dicetak, tim pemasaran harus membuat materi penjualan yang menarik agar buku bisa laku. Setelah buku dicetak, peletakan buku di toko buku juga akan menentukan jumlah buku yang akan diserap pasar. Satu hal yang menarik disini, ternyata buku yang tak terjual, ditarik kembali oleh penerbit untuk dimusnahkan. Ikut sedih melihat serpihan kertas beterbangan dari buku yang sedang dalam proses pemusnahan hiks. 

Saya kaget mengetahui fakta bahwa ibu rumah tangga di Korea, yang ingin bekerja lagi setelah anaknya besar, atau setelah menjadi single Mom mendapatkan stigma negatif saat melamar pekerjaan. Sehebat apapun prestasi kerja dia di masa lalu, seakan tak berarti di masa kini. 

Dan-I terpaksa melamar pekerjaan dengan ijazah SMA di perusahaan Eun-Ho. Padahal dulu sebelum menikah, Dan-I yang lulus dari Universitas ternama adalah copy-writer andalan. Banyak yang menganggap bahwa wanita yang bekerja lagi setelah berhenti karena mengurus rumah tangga adalah ancaman bagi sesama pekerja. Terutama bagi para lulusan baru yang tak berpengalaman.

Stigma bahwa ibu rumah tangga hanya santai-santai saja di rumah begitu kuat mengakar. Sehingga banyak orang seperti Dan-I dianggap tidak mampu lagi mengikuti ritme kerja yang sangat ketat di perusahaan.

Saat diketahui bahwa Dan-I bukan hanya lulusan SMA, tapi bergelar sarjana, Dan-I pun dipecat. Alasannya berbohong saat mengajukan lamaran. Mungkin karena ini drama, alasan ini menurut saya agak didramatisir. 

Dalam pandangan saya, tidaklah salah saat kita mengajukan lamaran hanya dengan menyertakan ijazah SMA, walau faktanya memiliki ijazah S2. Toh yang diminta untuk posisi Dan-I tidak ada persyaratan khusus umur maupun latar belakang pendidikan. Salah itu bila kita berbohong dengan menyerahkan ijazah palsu S2 saat kualifikasi yang dibutuhkan hanya S1. 

Tapi sudahlah, tak perlu kita bahas itu. 

Menurut saya, jadi ibu rumah tangga itu sama beratnya dengan meniti karir. Stigma bahwa ibu rumah tangga bisa santai, bobok-bobok siang di saat para wanita bekerja rapat marathon dengan pimpinan harus diubah. Masa pandemi yang mewajibkan wanita pekerja bekerja dari rumah, makin banyak membuat orang sadar bahwa jadi ibu rumah tangga faktanya tidak sesantai dugaan itu. 

Lalu bagaimana kisah romance-nya? Sudah pasti ada, ini genre "Romantic Comedy", kisah percintaan Eun Ho dan Dan-I adalah fokus utama. Supaya tidak menjadi spoiler, drama ini berakhir bahagia lho. Wajib tonton buat fans nya mas Jong Suk. Btw dia sedang wamil sekarang, hingga 2021. 

Drama ini relatif minim dengan adegan kecup-kecup, mungkin karena pameran Dan-I sudah menikah dan ini adalah drama pertamanya sejak menikah. 

Buat para lelaki, saat kamu jatuh cinta dengan wanita lebih tua. Jangan pedulikan perbedaan umur. Sabar saja menunggu dan buktikan kedewasaanmu, lalu sergap si wanita. Perbedaan umur itu gak penting kalau sudah cinta ... ahay

Cara Eun-Ho menyatakan perasaannya adalah bagian terindah dari drama ini. "Bulannya indah" kata Eun-Ho pada Dan-I, saat mereka berdua memandang bulan besar bulat di suatu malam. Frasa "bulan itu indah" adalah makna lain dari Sa-rang hae-yo. 

Tell her, the moon is beautiful. 
Romance is a Bonus Book 
Genre: Romantic Comedy
Created by: Studio Dragon
Written by: Jung Hyun-Jung
Directed by: Lee Jong-Hyo
Starring: Lee Jong-Suk, Lee Na-Young
Sumber gambar: Pinterest 

Kamis, 30 April 2020

PERJALANAN MENJADI DRH (BAGIAN 9: JALAN-JALAN DAN KKN)

Perjalanan Menjadi Drh 
Bagian 9: Jalan-jalan dan KKN 

Kenapa saya suka sekali masa koas? Karena bisa jalan ke banyak tempat, bahkan ke pelosok. 

Saat menjalani Koasistensi Dinas (Kodin) di Semarang, adalah saat yang berkesan. Dini hari sekitar jam 2an, kami ke RPH, untuk melihat proses pemotongan sapi, babi, dan kambing. Balik ke rumah kontrakan untuk sarapan dan mandi. Lanjut ke peternakan sapi di Mijen, atau ikut kegiatan dinas vaksinasi rabies dari kampung ke kampung, atau periksa sampel di lab keswan, atau periksa hewan di puskesmas. Seru! Pulang kembali ke kontrakan hanya untuk mandi, makan malam, dan gelepak tidur. 

Kami berenam saat itu, tiga perempuan dan tiga lelaki dengan  kendaraan 3 motor. Menjelajah Semarang dari ujung ke ujung. Lelah tak terasa, walau kalau sekarang diminta jalani hal seperti itu lagi belum tentu kuat fisiknya hahaha.

Pernah kami dikejar sapi yang ngamuk di Mijen. Herannya kami berenam bisa naik pagar setinggi 2 meter, tanpa bantuan. Jalan kaki mengetuk rumah demi rumah untuk vaksinasi rabies, lalu diminta mengejar anjingnya sendiri hahaha ... 

Sayangnya koleksi foto koas entah menyelip dimana hiks. Hanya menemukan sedikit foto. Padahal ada banyak foto seru saat koas. 

Selesai koas, saya segera mendaftar KKN. Berharap dapat lokasi yang jauh dari Yogya, untuk memuaskan jiwa jalan-jalan saya. Lah kok malah dapat Sleman. 

Begitu sampai lokasi di dusun Klumprit, Desa Wukirharjo, Prambanan Sleman, saya baru tahu bahwa ini bukan daerah Sleman yang subur gemah ripah loh jinawi. 

Kami tiba di puncak musim kemarau. Air bersih harus beli untuk minum dan mandi. Sejauh mata memandang dari puncak bukit, hanya suasana gersang dan meranggas. 

Tapi saya sangat menikmati masa KKN ini, teman 1 rumah seru dan menyenangkan. Ada 6 orang, 4 lelaki dan 2 perempuan. Kompak. Satu punya kegiatan, yang lain turun tangan membantu. 

Saya itu walau dokter hewan, tapi takut ular. Ndilalah, bersama teman satu lagi LI yang juga takut ular, paling sering ketemu ular. Padahal teman lain malah gak pernah lihat ular. 

Mendekati akhir, hujan pun turun. Klumprit pun menghijau, setidaknya untuk mandi, ada air hujan. 

Persahabatan masa KKN berlanjut hingga kini. Makasih ya dirimu yang KKN bareng ... pengalaman saat itu merasuk di hati.

Saya dan SS, niat foto dengan Wearpack. Saya lupa lokasi foto ini, sepertinya di Semarang.

Tim KKN, foto bersama dengan pak kadus sebelum perpisahan. Kami ajak mereka jalan-jalan ke Baron, sebagai tanda terima kasih.

Selasa, 28 April 2020

PERJALANAN MENJADI DRH (BAGIAN 8: WEARPACK DAN STETOSKOP)

Perjalanan Menjadi Drh 
Bagian 8: Wearpack dan Stetoskop 

Masa koasistensi adalah masa paling bahagia. Kami lebih banyak praktek lapangan daripada duduk manis di kelas. Sibuk setengah mati, kadang gak sempat makan. Sampai saat pelantikan Drh, berat badan kembali ke masa akhir SMA, 48 kg, kurus bingits.

Koasistensi di masa itu berdiri dari 6 bagian yaitu koasistensi diagnosa laboratorium, reproduksi, klinik interna hewan besar, interna hewan kecil, klinik bedah, serta kesehatan masyarakat dan administrasi dinas. Koasistensi ditutup dengan   kuliah kerja nyata. 

Koasistensi laboratorium, interna hewan kecil dan bedah banyak dilakukan di laboratorium Klebengan (yang sekarang menjadi kampus baru), dan Klinik Hewan Kuningan. Koasistensi hewan besar, reproduksi serta kesehatan masyarakat dan administrasi dinas (kodin) dilaksanakan di berbagai tempat. Banyak jalan-jalannya, sesuai dengan hobi saya hehehe. 

Merogoh saluran reproduksi sapi dengan tangan telanjang itu wajib. Tidak pakai sarung tangan karet. Bau? Rasanya kok gak ya. Untuk mahasiswa FKH, bau segala macam feses hewan itu rasanya biasa saja di hidung. Kadang, selesai praktikum, kami dengan santainya cuci tangan dan mencomot gorengan. Makan dengan nikmatnya di samping teletong. 

Baju wearpack warna hijau, hampir tiap hari dipakai. Kadang tidak dicuci dulu di hari berikut. Sepatu karet selutut, stetoskop, dan thermometer selalu terbawa. Saat mengalungkan stetoskop di leher, berasa bangganya jadi Dokter Hewan. 

Saya ingat saat koas di Poskeswan Lendah Kulon Progo. Dokternya wanita dan gesit naik motor. Kami berempat dengan 2 motor kadang ketinggalan jauh mengikuti dia, saat memeriksa hewan dari desa ke desa. Saya lupa siapa namanya, semoga beliau masih sehat. Ilmu yang diberikan benar-benar bermanfaat untuk kami. 

Koas interna hewan kecil dan bedah adalah momok sesungguhnya. Melakukan diagnosa itu tidak mudah. Seluruh sel otak harus bekerja keras saat dihadapkan pada satu kasus. Ketrampilan tangan juga teruji saat membedah hewan. 

Saya ingat, suatu hari kami membantu bedah caesar anjing, saya yang bertugas mengangkat anak anjing, dan HM yang bertugas memotong tali placenta, saking gugupnya HM dan saya, tidak hanya tali placenta terpotong, tapi juga sebagian kulit saya. 

Berdarah tapi tak sakit 
... saat itu. Begitu selesai operasi, baru sadar bahwa bagian kulit jari yang terpotong cukup besar. Barulah terasa sakitnya hehehe. Kok gugup? Hmmm anu, dosen bedahnya ganteng ... eh. Semoga beliau gak baca wkwkwk.

Ujian interna hewan kecil dilakukan dengan undian. Ada satu dosen killer yang dihindari semua orang. Saat mengambil gulungan kertas berisi dosen penguji, lebih menakutkan daripada menghadapi calon mertua. Hehehe ...

Saya juga menemukan sahabat baru, SS dan VD. Kami bertiga selalu 1 kelompok, dan selalu bersama pergi kemana pun. Dimana ada VD, pasti ada saya dan SS, demikian sebaliknya. SY sesekali ikut, tapi kesibukan kami telah membuat frekuensi pertemuan saya dan SY berkurang jauh.

Lanjut besok ya masa koasnya ...

Saya merogoh saluran reproduksi sapi. Kalau gak salah di RPH Yogyakarta. Sapi yang dijadikan hewan praktek adalah sapi yang hendak dipotong. 

Rombongan koas reproduksi di BBTU Baturaden, Purwokerto. Lap  kuning yang saya bawa itu pelindung kamera.

Senin, 27 April 2020

PERJALANAN MENJADI DRH (BAGIAN 7: SKRIPSI DAN WISUDA

Perjalanan Menjadi Drh
Bagian 7: Skripsi dan Wisuda 

Ada 3 golongan di angkatan kami, golongan tepat waktu, golongan Alhamdulillah gak telat, dan golongan Alhamdulillah bisa lulus. Tentu saja penggolongan ini kami sendiri yang menentukan, berdasarkan berapa lama lulus Sarjana hehehe. 

SY dan HM masuk golongan tepat waktu, sedang saya yang gak telat. IPK saya? Standar bisa lulus. Sempat memperoleh IP di bawah 2 saat semester 2, ups! 

Saat skripsi, saya berpartner dengan VD. Menggunakan hewan yang sama, yaitu anjing, dengan perlakuan berbeda. Skripsi saya, objeknya Vesica Urinaria, sedang VD telinga. 

"Studi media kontras udara dan urografin 76% pada rontgen vesica urinaria anjing" adalah judul skripsi saya. Sedang VD membandingkan benang cat gut dan benang katun pada hasil operasi telinga anjing. Jaman itu operasi telinga pada anjing masih dilakukan, kalau sekarang sudah dilarang. 

VD sebenarnya selalu berpartner dengan saya sejak semester 1. Nomor mahasiswa kami berurutan. Alhasil praktikum-praktikum yang berpasangan selalu bersama dia. Tak ada pilihan lain. 

Serunya menggunakan rontgen adalah, hasilnya harus dicetak dulu ke RS Sardjito. Ditunggu dengan kesabaran tinggi disana. Bila pasien (manusia) di Sardjito yang membutuhkan hasil rontgen banyak, makin lamalah hasil rontgen saya didapatkan. 

Dulu, juga sempat ditakut-takuti mandul oleh kakak kelas, karena menggunakan mesin rontgen secara intensif. Sehingga setiap kali hendak me-rontgen anjing, tindakan pencegahan kami lakukan berlebihan hahaha. 

Skripsi diselesaikan bersamaan dengan saya yang berusaha berdamai dengan diri sendiri, akibat perselisihan terus menerus dengan SY. Sebisa mungkin, saya tak melibatkan dia. Walau komitmen kami telah berubah menjadi sahabat, tapi kadang cara SY memperlakukan saya, membuat tak nyaman. 

Akhirnya hari pendadaran tiba, semua pertanyaan dapat saya jawab dengan baik. Di luar ruang pendadaran, tim hore menanti dengan cemas. Saat saya dinyatakan lulus, merekalah yang paling bahagia. Saya cuma bisa lemas memandang, segar kembali setelah dikasih makan. Btw tim hore ini, adalah anggota inti gank jalan-jalan plus VD. 

Saya sebenarnya orang gak enak ati, tapi suka makan sate hati minus ampela. Jelang wisuda, saya tahu SY berharap menjadi pendamping. Apalagi ortu dan keluarga hadir lengkap. Skripsi pun nama dia tak ditulis secara khusus. Ssst untunglah, karena akhirnya dia tak masuk golongan "Namanya tertulis di skripsi, tapi tidak di buku nikah." 

Sebagai kompensasi saya tak menjadikan dia sebagai pendamping, akhirnya kami berfoto berdua. Dengan posisi, terpisahkan oleh pagar Grha Sabha Permana. Secara simbolik, foto itu menggambarkan hubungan kami, yang tak bisa bersatu lagi. Btw, foto tidak di published ya hehehe ... 

Setelah wisuda, tentu saja koas menanti. Gank jalan-jalan sudah jarang lagi kumpul. Sibuk dengan koas masing-masing. Saya berusaha untuk tidak 1 kelompok dengan SY, menghindar dengan segenap usaha. 

Dan ... saya menemukan gank baru. Selalu berbareng 1 kelompok hingga pelantikan drh.

Saya setelah pendadaran, bisa senyum lebar setelah makan kue.

Wisuda Sarjana tahun 1996, dan inilah mereka yang selalu 1 kelompok koas dengan saya hingga lulus.

Minggu, 26 April 2020

PERJALANAN MENJADI DRH (BAGIAN 6: HIJAU DAN MERAH)

Perjalanan Menjadi Drh
Bagian 6: Hijau dan Merah 

Disclaimer:
Tulisan bagian ini bersifat subjektif, dari sudut pandang saya. Maafkan bila ada pihak yang tersinggung. 

Saya dan SY adalah partner serasi dalam organisasi, bagai tumbu ketemu tutup. Biasanya dia yang jadi leader, dan saya jadi back up utama. Tahun 93 (semoga ingatan saya tidak salah), SY maju sebagai ketua BEM FKH. 

Saat itu ada 2 golongan besar di FKH, golongan hijau dan merah. Angkatan 91, terutama gank jalan-jalan kami, tidak masuk ke golongan merah maupun hijau. Bisa dibilang kami mbalelo. 

Saat pemilihan ketua BEM, SY maju secara independen, tentu saja dengan dukungan penuh dari gank jalan-jalan. Saya berperan sebagai sekretaris, humas, tukang foto, penghibur, penyemangat yang dilakukan dengan penuh cinta. Uhuy ... Please jangan pada sirik bacanya wkwkwk.

Saat itu, kami dengan naifnya berpikir bahwa SY pasti menang tanpa halangan.

SY menang. Tapi kemenangan ini dianulir dengan berbagai alasan. Akibatnya diadakan pemilihan ulang. 

Saya tentu saja tidak terima. Segera saya kumpulkan bukti dan melapor ke BEM Universitas. 

Singkatnya, tahun itu FKH UGM tidak memiliki ketua BEM. 

Bermula dari sinilah, saya sadar bahwa politik itu kotor. Dunia yang tadinya menarik bagi saya, menjadi dunia yang menjijikkan. Orang-orang yang saya kagumi, ternyata setega itu pada kami. 

Perlahan saya menarik diri dari kegiatan BEM FKH dan Universitas. Perasaan bahwa kami dijegal dengan cara yang gak banget, membuat saya kecewa berat. 

Bertahun-tahun kemudian, perasaan kesal itu mereda. Cerita FKH tidak punya ketua BEM tahun itu malah jadi bahan candaan kami. Tak ada lagi golongan hijau dan merah di Songosiji FKH saat ini. Kami satu, Songosjier. 

Apa yang sebenarnya terjadi tahun itu, saya sendiri tidak tahu. 

Btw, suatu hari, suami pernah ditawari menjadi caleg oleh sebuah partai. Saya langsung teringat perasaan kecewa saya saat pemilihan ketua BEM dulu. Saya bilang ke suami, "Kalau papa bilang iya, kita pisah aja!" 

Hehehe jahat ya ... politik itu kejam bro.

Foto 1
SY duduk paling kanan saat hendak berorasi, sebelum pemilihan ketua BEM

Foto 2
Saya iseng maju ke lapangan, saat ada yang orasi. Film di kamera tinggal sedikit, dan saya belum ada di dalamnya hehehe. Jiwa narsis saya meronta. Hasilnya buram dan gak fokus ... nasib nasib ...

Sabtu, 25 April 2020

PERJALANAN MENJADI DRH (BAGIAN 5: TEMEN DAN DEMEN)

Perjalanan Menjadi Drh 
Bagian 5: Temen dan Demen 
#JuliaSays 

Perjalanan hidup tak ada yang bisa menduga. Siapa jodoh kita, juga tak ada yang tahu. SY akhirnya menjadi teman yang dekat di hati, saya pun tak bisa menduganya. 

Malam sudah gelap, saat kami beriringan jalan pulang ke kost dari perpustakaan. Sebuah kalimat tanya dari SY memporak-porandakan perasaan saya. 

Saat itu, saya sudah nyaman kuliah di FKH. Walau tertatih dengan semua pelajaran yang menggunakan mikroskop, tapi semuanya saya bawa senang. Gank jalan kami semakin banyak anggotanya, sedang seru-serunya. 

Sejak SMA saya melihat banyak contoh, saat 2 orang dalam sebuah kelompok pacaran, maka kelompok itu akan bubar. Orang pacaran juga cenderung hanya dengan pacarnya saja, melupakan teman lain. Sudah gak bisa lagi runtang-runtung kesana kemari dengan orang lain. Hidupnya seperti milik berdua, yang lain ngontrak. 

SY dengan sifatnya yang ramah dan ringan tangan pada siapa pun, juga akan tersiksa bila harus berdua terus dengan saya. Saya pun akan tidak nyaman berhubungan dengan teman lain, karena status sebagai pacar SY.

Bukan berarti saya ingin dilirik lelaki lain, atau membebaskan SY melirik perempuan lain. Bukan itu. Saya hanya tidak ingin gank kami bubar. Akhirnya kami putuskan, bahwa hubungan kami harus dirahasiakan. Hanya HM yang tahu status kami berdua yang sudah berubah. Kami tetap jalan bertiga kemana pun, walau HM sering bilang ...

"Perasaan aku jadi obat nyamuk kalian ya !" Wkwkwk... Maafkan kami ya HM. 

Maka itulah yang terjadi ... dari temen jadi demen.

Sayangnya, banyak masalah terjadi saat kami sudah berubah status. Saat ini saya melihat, bahwa kami sama-sama belum dewasa. Saya tidak nyaman saat SY membantu perempuan lain, walau itu sepengetahuan saya, atau malah saya yang menyuruh dia. Saya pun tak nyaman dengan sifat posesif SY. 

Hubungan kami sempat putus sambung beberapa kali. SY beberapa kali ketahuan PDKT dengan adik kelas. Ketidaktahuan orang akan status kami, ternyata dimanfaatkan seluas-luasnya oleh dia hehehe. Pada satu titik menjelang skripsi, saya pun tak tahan. 

Kami berpisah, kali ini saya putuskan untuk selamanya. Pada saat kami berpisah inilah, orang baru tahu kami berpacaran. Ironis kan? 

Belakangan hari terungkap, bahwa SY pun tidak nyaman dengan saya. Bisa dibilang kami tidak setara. Saya terlalu mendominasi dan mengatur. Ini adalah salah satu alasan dia melirik adik kelas. Setidaknya dia bisa jadi hero buat si adik itu. Selain itu ketidaksetujuan ortu saya, membuat dia ragu akan masa depan hubungan kami. 

Saat saya menjauh dan menyatakan bahwa kita harus benar-benar berpisah, SY tidak terima. Saya menjauh dari semua orang. Teman kost lama pun tak pernah saya ceritakan, mengapa kami berpisah. HM saat itu sedang dekat dengan calon suaminya, sehingga saya pun tak bercerita. Bahkan saya memutuskan pindah kost, hanya demi menghindari SY.

Kost lama, orang yang datang bisa langsung mengetuk pintu kamar. Sehingga saya tidak bisa bersembunyi dari SY. Kost baru berlantai 2, dan saya di kamar atas. Ada pagar yang memisahkan kamar dan ruang tamu. Kost ini milik sesama FKH 91 juga, namanya SS. Padanya saya sedikit bercerita, alasan saya  pindah kost.

Dalam pikiran saya, kami harus menjaga jarak, harus lebih jarang bertemu secara fisik. Apalagi SY wisuda duluan, dan koas lebih dulu. Hampir tak ada lagi kelas bersama. SY tidak terima saat saya menjauh. Kami sempat bertengkar di kampus, disaksikan beberapa orang. Memalukan pokoknya. Hahaha ...

Saat wisuda sarjana, status saya kembali jomlo. Tak ada pendamping hehehe. Btw, saat SY wisuda, saya mendampingi, walau kami sudah putus hubungan. Saya tidak enak hati dengan ortu dan kakak SY. Ibunya saat itu, cinta mati ke saya. Sedangkan ortu saya tidak terlalu suka dengan SY.

Orang yang tahu riwayat saya dan SY pasti heran, kok sekarang bisa santai berteman lagi. Prinsip saya, dulu kami sahabat dekat, sahabat yang tak cocok jadi teman hidup. Tak ada salahnya, kami kembali menjadi sahabat. Tak ada mantan sahabat, yang ada hanya mantan pacar.

Bahkan suami pernah jadi tempat curhat SY, saat dia hendak berpisah dengan istrinya. Btw suami saya tahu banget riwayat hidup istrinya hehehe. Jadi kalau dia baca ini, paling ngakak doang. 

Bila orang lain musuhan dengan mantan, tidak bagi kami. Kami hanya cocok sebagai sahabat, dan selamanya menjadi sahabat.

Jumat, 24 April 2020

PERJALANAN MENJADI DRH (BAGIAN 4: DIKTAT DAN SAHABAT)

Perjalanan Menuju Drh 
Bagian 4: Diktat dan Sahabat 

Sejak semester 2, saya dibekali PC komputer plus printer oleh ortu. Printer dot matrix yang ributnya minta ampun. Kalau terpaksa nge-print dini hari, saya harus memastikan pintu dan jendela kamar tertutup rapat, guna tidak mengganggu teman lain. 

Sewaktu SMA, salah satu ketrampilan yang wajib dimiliki anak SMA 12 adalah mengetik10 jari. Kemampuan yang membuat saya tampak keren saat mengetik, wkwkwk. Yakin deh, tak banyak orang yang bisa mengetik cepat tanpa melihat keyboard, tentu saja minus typo.

Jaman itu, dosen mengajar berbekal beberapa lembar mika yang dipasang di OHP Proyektor. Bahan yang berupa poin-poin itu diterangkan secara detil lembar demi lembar. Mencatat perkataan dosen adalah suatu keharusan. Kadang, soal yang keluar bukan yang ada di OHP, tapi yang keluar dari mulut beliau. 

Bersama gank jalan-jalan, kami membagi tugas. Ada yang mencatat, ada yang memfotokopi lembaran mika, ada yang meminjam catatan teman lain (teman yang nyatetnya rajin), ada juga yang  mengumpulkan diktat kakak angkatan. 

Diktat warisan biasanya sudah gak karuan bentuknya. Malah ada yang dalam bentuk tulisan tangan dengan catatan pinggir sana sini. Atau tulisan tak terbaca lagi, karena buram saat dikopi.

Akhirnya saya memanfaatkan PC dan kemampuan mengetik saya untuk mengetik ulang diktat kuliah, tentu saja dengan tambahan catatan terbaru tahun itu. Sebenarnya diktat itu diketik untuk kalangan terbatas, gank jalan-jalan kami. Tapi ternyata, diktat itu menyebar tak terkendali, ke kakak kelas yang mengulang, serta adik kelas, tidak hanya di angkatan 91 saja. 

Sebenarnya malu, karena di akhir diktat selalu saya tambahkan lirik lagu yang sedang merasuk di hati saat itu. Plus ucapan terima kasih untuk beberapa sahabat yang telah membantu. Tak lupa trade mark saya, inisial JR3. 

Diktat itu juga membuat saya didatangi beberapa orang yang tadinya tak saya kenal sama sekali. Alasan pinjam diktat, berakhir dengan obrolan panjang.

Suatu saat, seorang kakak kelas datang ke kost. Dia bilang mau pinjam diktat anu. Saya heran sebenarnya, dia kan gak mengulang pelajaran itu, kenapa pinjam diktat saya. Ngobrollah kami panjang lebar. Diakhiri dengan ajakan bergabung sebagai panitia, seksi dokumentasi tentu saja, pada kegiatan BEM yang akan diketuai olehnya.

Beberapa saat setelah dia pulang, SY datang ke kost. Cara bertanya secara detil mengenai si kakak kelas membuat saya tidak nyaman. 

Saya, SY dan 1 teman perempuan lagi, HM, selalu bertiga kemana pun. Kami anggota inti gank jalan-jalan. SY biasanya sebagai ketua, dan saya sebagai sekretaris, berperan di balik layar. Kolaborasi kami bertiga sangat menyenangkan, saling melengkapi.

SY juga populer di kalangan wanita, karena ramah dan ringan tangan. Hampir tiap pagi, SY mampir kost untuk bareng berangkat kuliah. Siang, kami bertiga selalu makan siang bareng. Saat praktikum, kami bertiga juga saling bantu. Juga belajar bareng di Perpustakaan menjelang ujian. 

Fakta yang baru saya tahu beberapa tahun ini adalah, banyak kakak kelas yang menanyakan saya via SY.

Maya itu gimana orangnya?
Maya udah punya pacar belum?
Kamu kan akrab sama Maya, salam ya ...

Jiahaha ... dan tak satu kali pun salam itu sampai ke saya. Pertanyaan para peminat langsung diblokir oleh SY wkwkwk

Pantes, dulu gak laku hahaha ...
Pantes yang biasa ke kost, gak datang lagi ...hihihi.

Pada suatu malam, saat menjelang ujian, SY menyatakan perasaannya ke saya ...

Lalu?

Sebagian gank jalan-jalan hang out ke Taman Sari 

Foto bareng di depan kost seusai pulang dari Solo.

Kamis, 23 April 2020

PERJALANAN MENJADI DRH (BAGIAN 3: KAMERA DAN PANITIA)

Perjalanan Menuju Drh
Bagian 3: Kamera dan Panitia
#JuliaSays 

Papa saya suka sekali memoto anaknya dalam berbagai kegiatan. Jaman SD, foto saya dan adik-adik di sekolah lumayan lengkap. Sejak SMP, diperbolehkan membawa kamera sendiri ke sekolah. Hayo siapa yang pernah jadi teman sekelas saya di SMP SMA? Pasti saya punya fotonya hehehe. 

Sebenarnya saat membujuk saya masuk Kedokteran atau Kedokteran Hewan, Papa menjanjikan sesuatu yang mustahil terbeli. Saat itu kami sekeluarga memiliki VW Combi, alias mobil roti tawar. Saat itu saya ngiler dengan mobil VW Kodok. Lucu pasti jalan-jalan pakai VW Kodok, bujuk saya saat itu ke Papa. 

"Ya udah, kalau bisa masuk UNDIP atau UGM, ntar Papa beliin VW Kodok!" ujar Papa.

Sebenarnya janji itu, gak terlalu mendorong saya belajar keras sih. Saya belajar karena ingin membuktikan bahwa saya mampu lolos UMPTN. Jaman SD, saya selalu Juara 2, gak pernah juara 1 hehehe. Saat SMP, sempat  masuk 5 besar di kelas saat kelas 1, selanjutnya melorot terus. SMA, bisa 20 besar di kelas doang hahaha. Saingan saat SMA itu berat. SMA 12 adalah salah satu unggulan di Duren Sawit saat itu. Sebagai anak sulung, yang dijadikan panutan, lolos UMPTN  pasti sangat diharapkan.

Kalimat pembujuk dibelikan VW Kodok sebenarnya sudah saya lupakan. Tapi saat pertengahan semester 1, sehabis kepanasan mengayuh sepeda pulang kuliah. Saya iseng menagih ke Papa. Papa dan Mama rutin menelpon via telpon di kost. Ini tahun 90an, belum ada HP. Andalan untuk tahu kabar anaknya ya via telpon. 

Jawaban Papa, "Lha kan sudah dibelikan sepeda gress buat kuliah" 

Sebenarnya sih, memang gak ada duitnya buat beli mobil hahaha. Papa gak terlalu yakin, saya mampu menembus UGM sebenarnya. Akhirnya saya dibelikan kamera Canon Eos sebagai pengganti. Hadiah yang saya sambut dengan suka cita. 

Nah, saat saya terjun di BEM Universitas dan Fakultas, saya yang punya kamera selalu dijadikan panitia di berbagai kegiatan. Nama saya selalu tertera di seksi perlengkapan dan dokumentasi. 

Saya ya ikut guntingi karton, busa, stiker atau sterofom untuk  spanduk. Sekaligus memasangnya sebelum acara berlangsung. Jaman itu gak ada percetakan spanduk gaes. Tulisan di spanduk ya dibikin manual, kata demi kata ditulis di sterofom, digunting dan dipasang satu persatu di kain spanduk. Bayangin kalau tulisan sepanjang kereta api, bisa lebih dari 24 jam bikinnya. Tentu saja tugas utama saya, bagian ceklak ceklek. Jadi kalau sampai sekarang, saya selalu berperan jadi pengarah gaya sebelum difoto, itu adalah bakat yang sudah terasah bertahun-tahun hahaha ... 

Alhasil foto saya jarang ada. Lah saya yang moto! Hiks. Atau kalau saya ada, hasilnya buram karena gak fokus, atau komposisi yang gak berimbang. 

Kemudian, saya bertemu teman yang suka foto juga di gelanggang. Jadilah kami hunting objek foto, belajar panning, ISO, cahaya dan sebagainya. Toko Central di Jalan Solo adalah tempat nongkrong favorit, karena menawarkan harga cetak yang murah dan berkualitas.

Seorang sahabat, saat itu masih temenan, sebutin namanya gak? Hehehe. Demi amannya, kita kasih inisial aja ya. Namanya SY. 

SY pernah berjanji ke saya, "Suatu hari nanti, kita akan keliling Jawa, memotret semua orang-orangan sawah yang bisa kita temukan!"

Kok orang-orangan sawah? Ya saya terobsesi dengan scarecrow alias orang-orangan sawah. Bentuknya gak ada yang sama antar sawah satu dengan yang lain. Bahkan antar daerah pun berbeda. Kalau kebetulan lihat sawah saat menjelang panen, pasti saya mencari scarecrow dan ceklak ceklek kalau masih ada film di kamera. 

Btw, saat itu kalau mau foto-foto, dibatasi oleh jumlah, kalau gak 24 ya 36 jepretan. Saya ahli memasang film, sehingga bisa mendapatkan hasil 25 atau 37 kadang 38 jepretan. Belajar dari nongkrong di Toko Central itu. Satu kegiatan biasanya saya dikasih jatah 1-2 roll film isi 36. Kalau dapat 2 roll isi 36, artinya panitia rada punya duit. Kalau dapat jatah 1 film isi 24, ya berarti duit panitia seadanya. 

Kadang, saya cuma ditanya, "Masih punya film gak di kamera? Fotoin kegiatan anu dong."

Saya pun menyumbang 1-2 jepretan. Tapi pada dasarnya saya suka memoto orang, walau gak dikasih film, ya tetap saya fotoin kegiatan yang kebetulan saya tahu. 

Menjelang akhir kuliah sarjana, saya sering diminta tolong memoto hasil atau proses skripsi, sebagai bukti penelitian. Selama masa kuliah, saya juga sering memoto preparat praktikum untuk bahan belajar. Dapat bayaran? Ya gak lah, kadang dapat traktiran aja. Saya gak pernah hitungan soal moto-memoto ini. Asal saya bisa berlatih menggunakan berbagai bukaan rana, cahaya dan sebagainya, sudah cukup buat saya. 

Efek samping dari kesukaan fotografi ini adalah, koleksi foto yang bejibun selama masa kuliah. Ada mungkin 10 album besar. 

Selain itu, berkat bisa memoto, saya bisa kenal dengan banyak orang (walau sebagian besar saya lupa namanya), serta ikut dengan banyak kegiatan. 

Lalu bagaimana dengan kuliah? 
Lanjut lagi ya besok ...

Foto atas diambil oleh sesama teman nongkrong di Toko Central. Seingat saya ini rapat BEM atau Senat Universitas di sebuah vila di Kaliurang. Muka saya sudah ngantuk mendengarkan paparan, tapi tetap harus standby untuk mengabadikan kegiatan.

Foto bakti sosial BEM FKH UGM di Kaliurang. Foto bersama panitia, ketua BEM dan ketua Senat FKH. Pose saya seperti itu, karena harus berlari mengambil posisi setelah menyetel kamera pada mode otomatis. Tas kamera itu yang selalu saya bawa, bukan tas girly kekinian hehehe.

Rabu, 22 April 2020

PERJALANAN MENJADI DRH (BAGIAN 2: ADAPTASI DAN PIKNIK

Perjalanan Menjadi Drh
Bagian 2: Adaptasi dan Piknik 
#JuliaSays 

Masih dinihari, saat saya tiba di Yogya. Kebetulan Papa saya ada tugas yang tak bisa ditinggal, sehingga Mama dan saya diantar sopir yang tak tahu jalan di Yogya.  Keblasuk-blasuk mencari bangjo, yang kami kira nama toko. Bingung mengartikan arah wetan, kulon dan semacamnya hahaha. Sampai juga akhirnya di Grafika UGM untuk daftar ulang. 

Antri untuk mengetik kartu mahasiswa, mencoba memahami aneka bahasa yang digunakan orang di sekitar saya, serta berkenalan dengan teman baru. Semuanya membangkitkan adrenalin dalam jiwa. 

Saat opspek, lagi-lagi saya banyak salah paham dengan percakapan kakak kelas. Bahasa Indonesia dengan logat medok Jawa membuat saya banyak bengong dan lambat mengartikan. Walau saya berdarah separuh Jawa, tapi bahasa Jawa tak pernah digunakan di rumah. 

Saat itu, yang masuk UGM rerata berasal dari SMA 1 atau 2, atau angka kecil di bawah 5. Bayangkan keterkejutan mereka saat saya menyebutkan saya berasal dari SMA 12! Satu angkatan FKH 91, ada 3 orang dari Jakarta. Dua orang teman saya itu angka SMA nya lebih besar lagi, puluhan. Takjub tertera di wajah mereka, saat tahu bahwa Jakarta memiliki puluhan SMA Negeri. Saya pun heran, saat tahu bahwa di daerah, SMA Negeri paling banyak 10 di satu Kabupaten. Serta anak yang bisa masuk UGM itu pastilah anak SMA 1. 

Semester 1 berasa mengulang pelajaran SMA dengan pendalaman khusus. Kuliah di Gedung Kuliah Umum dengan pengajar monitor TV; praktikum di Fakultas MIPA dan Biologi; ruangan kuliah di Sekip yang besar dan bangku dilengkapi meja; kuliah tanpa seragam, bahkan bisa pakai kaus oblong dan jeans; semuanya menarik. Perlahan saya mulai asyik dan melupakan sastra. 

Tapi terus terang, saya tak bisa mengingat secara detil pelajaran demi pelajaran masa kuliah. Sedari awal masuk, saya langsung punya gank dengan hobi sama. Jalan-jalan. 

Baru selesai opspek, kami sudah pergi ke Monjali, lalu ke Parangtritis. Dilanjutkan mengunjungi rumah teman-teman seputaran Yogya. Rumah teman di Bantul, Sleman, Magelang, Purworejo, Kulon Progo wajib dikunjungi. Terkadang menginap disana. Naik angkutan umum tentu saja. Terkadang naik motor berombongan. Saya bagian dibonceng hehehe. 

Seingat saya, tak ada waktu luang tanpa jalan-jalan. Walau hanya sekedar menyusuri Malioboro. Gank ini awet, sampai satu persatu dari kami lulus sarjana. Masa koas, komposisi gank berubah. 

Semester dua, saya diajak Kongres ISMAKAHI (Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Hewan Indonesia) di Surabaya. Saat itu anggotanya hanya 5 Universitas, UGM, IPB, UNAIR, UDAYANA, dan UNSYIAH. 

Saya pun takjub mendengar para senior berargumen terhadap suatu masalah. Mencari solusi dan sebagainya. Warna jaket UGM terlihat mencolok saat sesi foto bersama, karena jaket yang lain bernuansa sama yaitu biru. 

Dan ... terjun bebaslah saya di BEM UGM, luntang lantung di Gelanggang. Rapat sana sini. Mendengarkan Anies Baswedan berorasi. Ikut berbagai kegiatan. Seru dan menyenangkan.

Kuliah? Berasa sampingan hehehe ....

Lanjut ya besok lagi ...

Note
Foto sebagian dari gank saya di Parangtritis

PERJALANAN MENJADI DRH (BAGIAN 1: SMA DAN UMPTN)

Menjelang World Veterinary Day, tanggal 25 April, saya akan menulis perjalanan menjadi Dokter Hewan. 

Perjalanan Menjadi Drh
Bagian 1: SMA dan UMPTN 
#JuliaSays 
Julia Rosmaya 

Papa saya, drh Rustam AS, adalah dokter hewan praktisi lulusan UGM dan PNS di Departemen Kesehatan. Jaman itu, jadi PNS banyak waktu luangnya, sehingga papa berkesempatan mengembangkan praktek dokter hewan di daerah Kebayoran Baru, Jakarta Selatan sana. Sempat memiliki pet shop dan klinik kecil di daerah Melawai (kalau gak salah).

Tapi, saya tak ingin jadi dokter hewan. Walau sebagaimana layaknya anak kecil jaman dulu, pernah bercita-cita jadi dokter (manusia). Semakin besar, dunia buku dan tulis menulis menarik saya demikian kuat. Cita-cita menjadi penulis setenar Enid Blyton pun menjura dalam jiwa. 

Menjelang kenaikan kelas 2 SMA, seperti umumnya orang tua jaman itu, saya diwajibkan masuk A1 Fisika. Saya tahu, bahwa saya lemah di Fisika dan matematika. Saya coba tawar untuk masuk A2 Biologi, walau sebenarnya ingin masuk A4 Bahasa. Sayangnya di SMAN 12 Jakarta, tak ada jurusan A4, hanya sampai A3 Sosial.

Maka, masuklah saya di jurusan A2. Hanya 2 kelas saat itu, dan didominasi wanita. Banyak hafalan, tapi saya suka. Pada umumnya anak Biologi identik dengan keinginan menjadi dokter. Tapi tidak bagi saya. 

Menjelang UMPTN, saya diwajibkan untuk memilih Fakultas Kedokteran. Sebenarnya saya ingin memilih Sastra Inggris. Bahasa Inggris adalah satu-satunya pelajaran, tanpa saya belajar, tapi mendapat nilai A. Saya juga sempat menamatkan kursus di LIA PPIA hingga Post Intermediate. Lalu lanjut ke tingkat 2 level Advance. 

Tawar menawar sekali lagi terjadi dengan orang tua. Akhirnya untuk UMPTN, saya memilih Fakultas Kedokteran Undip, Fakultas Kedokteran Hewan UGM, dan Fakultas Sastra Inggris UI. 

Oh iya, salah satu syarat saya untuk tempat kuliah adalah, jangan di Bogor atau Bandung. Alasannya simpel. Saya tidak tahan dingin, dan 2 kota itu berudara dingin. 

Saya juga ikut ujian di Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi Jakarta, dan lulus 10 besar... yups saya lulus! Bahkan ditawarkan pemotongan uang kuliah sekian persen karena 10 besar itu. But my heart is not into it ... 

Saya bilang ke ortu, tunggu hasil UMPTN saja. Sementara itu, saya ikut ujian D3 Hubungan Internasional UI, tapi gak lulus hehehe. 

Tibalah hari pengumuman UMPTN. Pagi sekali, saya sudah naik sepeda ke pasar. Mencari koran yang memuat hasil pengumuman UMPTN. Dalam hati saya berharap, Sastra Inggris-lah yang tembus. Tapi, entah mengapa ada sedikit firasat bahwa Yogya-lah tempat saya. 

Dan ... Saya lulus di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada!

Papa senang sekali. Akhirnya ada anak yang akan meneruskan tempat prakteknya. Hati saya sedikit mencelos ... Tapi kemudian terhibur, hai UGM woiii ... Kampus keren itu! 

Saya pun menuju Yogyakarta pada pertengahan Agustus 1991.

Senin, 06 April 2020

CUCI TANGAN

Cuci Tangan 

Kim Young Kwang menyingsingkan lengan, menarik tangan Jin Ki Joo ke wastafel. Perlahan dicucinya tangan Ki Joo, sembari melihat aturan cuci tangan yang benar di dekat kaca. 

Duh, ini adegan yang paling mendebarkan di Drakor "The Secret Life of My Secretary." Lebih mendebarkan dari adegan kecup-kecupnya ... ups.

Cara cuci tangan yang benar, mungkin sudah banyak yang paham. Tapi boleh kan, saya tuliskan lagi tahapannya.

Cuci tangan yang benar (Sumber Kememkes RI):
1. Basahi tangan, gosok sabun pada telapak tangan, kemudian gosok kedua telapak tangan secara memutar
2. Usap dan gosok kedua punggung tangan
3. Gosok sela-sela jari tangan
4. Bersihkan ujung jari dengan posisi saling mengunci
5. Gosok dan putar ibu jari
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan, kemudian bilas dengan air bersih.

Bingung? Duh ... cari deh Drakor-nya Kim Young Kwang ini. Dijamin tidak mengecewakan, bikin imunitas meningkat hehehe.

Kalau ponakan sesumbar. Dia memanggil saya mama, "Mama, kalau Dilfa belajar cuci tangan dari Tik Tok!"

Hahaha ...

Ayo cuci tangan yang benar, hempaskan virus Sars-Co-V2 dari telapak tangan.

PEMBIASAAN PAKAI MASKER

Pembiasaan Pakai Masker 

Mulai 12 April 2020, seluruh penumpang Commuter Line wajib pakai masker!

Demikian, pengumuman di group KRL-mania kemarin. Sebagai komuter, pengguna kereta, kebiasaan menggunakan masker penutup muka sebenarnya sudah dilakukan dari dulu. 

Memang sih, dulu itu tujuan utamanya bukan menghadang virus. Tapi menghadang bau tak sedap dari sesama penumpang merasuk hidung. Juga mencegah penumpang lain menikmati muka jelek kita dengan mulut ternganga lebar saat tertidur. Serta untuk menampung iler yang mungkin terjatuh tanpa kendali, hehehe. 

Dari dulu, sudah terbiasa pakai masker kain. Buatan mbak Prapti Kusumastuti yang keren banget bikinnya. Masker kain 2 lapis yang bisa digunakan bolak balik, terbuat dari katun Jepang yang nyaman, tidak terlalu tebal hingga bikin kita susah bernafas, tapi juga tidak terlalu tipis hingga warna lipstik terlihat. 

Masker bedah yang sekarang harganya selangit itu, malah jarang saya pakai. Walau selalu ada sekotak, dua kotak di rumah. Saat itu saya hanya berpikir, kok sayang banget sekali pakai buang. Mending pakai masker kain yang bisa dicuci dan dipakai lagi. 

Memang pakai masker di muka itu bagi yang tak terbiasa, akan terasa merepotkan. Keluhan utama susah bernafas. Keluhan kedua bagi yang berkacamata, membuat kaca mudah berembun. Untuk itu, jangan berlari saat pakai masker atau melakukan aktivitas yang menuntut kita mengambil dan membuang nafas secara cepat. Untuk kacamata, tak ada jalan lain selain rajin mengelap kaca. 

Keuntungan lain menggunakan masker kain, saat naik ojek online atau kendaraan umum tanpa AC. Debu yang beterbangan akan terminimalisir mengenai wajah. Terpaan sinar matahari, juga tak langsung mengenai kulit. Tapi ingat, fungsi masker kain tetap tidak sama dengan sunscreen ya, sunscreen tetap harus dipakai saat kita keluar rumah. 

Mari biasakan diri pakai masker kain. Masker bedah untuk tenaga kesehatan saja. 

Tapi ingat, saat hendak selfie dengan pose senyum. Lepaskan dulu masker. Percuma senyum bila tak terlihat manisnya, karena tertutup masker.

YANG DIRINDUKAN

Yang Dirindukan 

Memasuki minggu ketiga #DiRumahAja buatku, mulai terasa rindu yang tak biasa. 

Rindu ke kantor ... waks! 

Merindukan meja makan kantor, yang setiap jam makan penuh orang. Merindukan percakapan ngalor-ngidul, mulai soal kerjaan hingga soal gak karuan.

Ada teman yang sudah mulai halu, jam 11an lewat, sudah ribut di WAG ngajak ke meja makan hihihi.

Beda dengan teman dari UPT lain, yang dirindukan adalah warung bakso dekat kantor. Tempat rumpi melepaskan kepenatan.

Ada pula yang merindukan ruangan kantornya. Ah sama dong ... ruangan kantorku berpemandangan hijau terbentang. Bisa memantau orang lalu-lalang tanpa ketahuan, karena terhalang kaca hitam. 

Ada yang merindukan rapat marathon. Ada yang merindukan kesibukan menyiapkan Bimtek. Ada pula yang merindukan suara mesin fotokopi kantor dan dering telpon tanpa henti. 

Hal-hal kecil yang dulu dianggap biasa, jadi hal luar biasa saat ini.

Mari bersama #JagaJarak dan stay at home untuk sementara, agar pandemi segera berlalu. Serta dapat bertemu kamu, di meja makan ... :) 

Foto 
Kelar pesta duren di meja makan kantor

Pengikut