Jumat, 08 Januari 2016

TELPON GENGGAM DENGAN DUA KARTU

Beberapa kali memiliki 2 telpon genggam dalam satu waktu dengan 2 nomor yang berbeda selalu bermasalah. Entah nomor yang satu lupa diisi hingga hangus dan terpaksa harus beli nomor baru lagi; atau telponnya malah tercecer entah dimana dan hilang. Akhirnya diputuskan untuk tetap setia dengan satu nomor dan satu telpon genggam saja untuk berbagai keperluan. Mulai dari chatting, telpon, email, blogging dan browsing.

Pernah punya tab untuk keperluan baca e-book, blogging dan browsing. Tetapi akhirnya sama saja, repot sendiri memiliki dua gawai dalam satu waktu. Akhirnya tab tersebut dimiliki sepenuhnya oleh si sulung.

Telpon genggam yang sekarang memiliki layar 5 inchi, memori eksternal yang cukup besar serta kamera yang mumpuni. Itu sudah cukup buat saya yang senang foto sana sini serta menyimpannya atau langsung membagi ke aplikasi instagram dan sejenisnya; membaca e-book dan browsing dengan nyaman; dan tentu saja chatting. Sedari dulu membeli gawai sesuai kebutuhan bukan karena sedang trend. Suka heran dengan orang yang membeli gawai terkini hanya untuk pamer tapi kemampuan mumpuni yang ada di gawai tersebut tidak digunakan. Gawai hanya digunakan untuk telpon dan sms saja .... Hadeeeuhhhh ... Kalau hanya untuk dua hal itu beli saja gawai murah tanpa fitur kekinian.

Nomor yang saya gunakan juga nomor lama, yang sudah saya miliki sejak tahun 2004. Nomor itu tadinya milik adik dan dibeli dengan harga cukup mahal di tahun 2002. Kalau tidak salah sekitar 500 ribuan. Saat dia tugas belajar ke Amerika, nomor itu diserahkan ke saya. Nomornya cukup unik dan gampang dihafal. Anak-anak lebih hafal nomor saya daripada nomor papanya. Tidak tertarik mengganti nomor provider lain, karena saya pikir apa pun provider-nya yang penting adalah isi pulsa di dalamnya hahaha...

Saat ini telpon genggam kesayangan terpaksa masuk service centre. Bila ada orang menelpon, maka suara saya tidak terdengar oleh penelpon. Pertama tidak masalah, tetapi lama kelamaan tidak nyaman juga tidak bisa menerima telpon. Akhirnya dengan berat hati saya relakan dia masuk bengkel. Biaya reparasi tetap lebih murah daripada beli baru, karena saat ini kebetulan tidak ada dana tambahan untuk membeli gawai baru.

Untuk sementara saya menumpang pinjam telpon genggam milik si bungsu yang bisa digunakan untuk 2 kartu. Dalam pikiran saya, tidak akan ada masalah untuk tetap terhubung via aplikasi chatting seperti whatsapp. Ternyata oh ternyata, aplikasi tersebut hanya bisa digunakan untuk satu nomor saja, dan si bungsu tidak mau bila nomor dia diganti dengan nomor saya.

Kemudian kontak yang tersimpan di email juga tidak saya sinkronisasikan di telpon si bungsu, karena memory internalnya kecil. Takut memori dia langsung penuh sedangkan dia membutuhkan untuk aplikasi permainan atau aplikasi lain. Dan kebetulan lagi, kami sekeluarga baru saja mengganti kartu dari kartu Indosat ke Indosat Ooredo. Akibatnya tidak ada nomor yang tersimpan di kartu baru... hahaha apes!

Sibuklah saya meminta nomor ke beberapa teman yang rutin saya hubungi. Biasanya saya tidak pernah masalah bila ganti gawai, karena dengan sistem sinkronisasi semua kontak akan langsung masuk ke gawai baru. Seluruh kontak yang saya miliki memang tersimpan rapi di gmail dan yahoo bukan di gawai atau kartu, sehingga tidak pernah kehilangan nomor kontak teman-teman. Tapi kali ini huhuhu ... baru merasakan rasanya lost contact.

Baru tahu juga ternyata gawai dengan dua kartu, memori internal dibagi 2 untuk kartu tersebut. Sehingga kapasitas memori semakin kecil. Kasihan si bungsu kalau memori dia yang sudah kecil saya habiskan untuk kontak mamanya

Dulu sering heran dengan teman yang memiliki gawai dengan 2 kartu karena bila di-sms di nomor pertama, dia membalas di nomor kedua. Bikin bingung. Ternyata tombol membalas dengan kartu 1 atau kartu 2 hanya kecil saja, wajar kalau salah pencet.

Menelpon juga demikian, maksud hati ingin menelpon seseorang dengan kartu sendiri eh malah menggunakan kartu si bungsu. Tidak heran orang yang saya telpon bertanya siapa saya.

Memang sih berdasar apa yang saya baca, telpon genggam dengan dua kartu laku keras di Indonesia. Kalau dulu hanya merk "Cina" yang menggunakan 2 kartu, saat ini merk terkenal pun menggunakan 2 kartu. Saya? Saya tetap tidak tertarik menggunakan 2 kartu. Mengurus dua kartu dalam 1 gawai saja, ternyata saya tidak becus.

Kalau mau membuat analogi asal-asalan, para lelaki yang ingin beristri dua coba gunakan gawai dengan dua kartu. Bila selama masa penggunaan itu dia tidak pernah salah pencet saat sms atau saat menelpon artinya dia sudah siap beristri dua hahaha.... #kaburrrr

Dan saya merindukan Xperia saya ... hiks hiks



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut