I am a morning person. Selalu suka beraktivitas di pagi hari. Sehingga jam kuliah di siang hari selalu membuatku malas. Malas untuk berangkat. Menginjakkan kaki keluar rumah di atas jam 10 sungguh sangat berat. Rasa malas itu membuat semua berasa salah hari ini.
Pagi tadi tertidur di dalam omprengan menuju Bogor, sehingga terbawa ke Ciawi. Sebelumnya menunggu lebih dari 45 menit, APTB tujuan Bubulak tidak juga ada, sehingga kuputuskan untuk naik omprengan dari Cawang Uki. Baru menyadari bahwa uang di dompet tinggal 20 ribu, padahal dari Ciawi ke kampus Darmaga IPB harus gonta ganti angkot beberapa kali Untunglah ada ATM di dekat halte Trans Pakuan. Waktu sudah menunjukkan pukul 12.15 saat sampai Baranangsiang, sedangkan kuliah dimulai pukul 13.00. Akhirnya sampai di ruang kuliah pukul 13.25. Kuliah belum dimulai, karena ibu dosen juga baru datang. Kelaparan selama kuliah berlangsung harus kutanggung karena tidak sempat makan siang sebelumnya. Sehingga kusempatkan makan dulu sebelum pulang ke Jakarta.
Sesampainya di halte Cawang UKI tepat jam 18.00, jam sibuk. Bis Transjakarta arah Tanjung Priuk selalu penuh, kuputuskan untuk keluar dari halte dan naik mikrolet ke rumah. Mikrolet pertama yang kunaiki, M29 - jurusan langsung ke Perumnas Klender, "ngetem" lama sekali. Entah mengapa tidak ada juga penumpang yang naik selain aku dan seorang ibu. Ibu itu akhirnya memutuskan untuk turun, dan aku pun ikut turun. Kuputuskan untuk naik mikrolet jurusan Kampung Melayu, turun di Jatinegara dan naik lagi mikrolet arah ke Perumnas Klender. Sesampainya di Jatinegara, 4 mikrolet M32 yang lewat selalu penuh. Akhirnya setelah menunggu 30 menit, ada juga mikrolet yang kosong.
Sesampainya di rumah sudah jam 20 kurang. Rasanya seperti diingatkan, bahwa ada yang harus kukerjakan malam ini. Saat di kamar mandi, aku teringat bahwa kelas Webinar Open House Sekolah Perempuan dimulai jam 20 malam ini. Tergopoh-gopoh aku membuka laptop dan berusaha masuk ke kelas online tersebut. Untunglah koneksi internet malam itu cukup bagus.
Saat masuk ke kelas dan mendengar suara mbak Ida, rasa ketertarikanku akan sistem yang diterapkan di Sekolah Perempuan ini semakin besar. Tekhnologi memang mempermudah. Chatting bareng menggunakan skype sering kulakukan, tapi baru kali ini mengikuti kelas online dimana sang mentor berada entah dimana, teman sekelas juga entah dimana, duduk di depan laptop menggunakan daster dan mendapat semua ilmu yang dibutuhkan.
Webinar merupakan singkatan dari Web dan Seminar. Webinar adalah teknologi yang memungkinkan kita untuk mengadakan sebuah seminar dalam sebuah kelompok tanpa harus bertatap muka satu sama lain. Semua prosesnya dijalankan via internet sehingga batasan jarakpun tidak akan menjadi hambatan.
Sewaktu mengikuti Sekolah Perempuan gelombang kedua, sistem Webinar belum diterapkan. Webinar baru dilaksanakan pada gelombang keenam. Sehingga pengalaman mengikuti Webinar baru kali ini kurasakan. Rasa sungkan karena "Gaptek" tidak ada, karena semua peserta bahu membahu membimbing peserta yang tidak tahu atau tidak bisa. Inilah senangnya di Sekolah Perempuan (SP), dari awal tidak ada yang "sok tahu" atau "sok pintar". Semua ringan tangan dan senang membantu. Baik itu para mentor ataupun sesama peserta.
Rasa iri melanda saat melihat deretan buku yang telah dihasilkan oleh lulusan Sekolah Perempuan. Saat ini Sekolah Perempuan sudah sampai gelombang ke 8.yang akan berlangsung hingga bulan Juni nanti. Rasa iri ini semakin memacu semangatku, suatu hari nanti bukuku akan dipajang disitu, di kelas Webinar selanjutnya entah kapan.
Naskah buku hingga sekarang belum terselesaikan tetapi kualitas tulisanku Alhamdulillah semakin meningkat. Menurut teman yang sering membaca tulisanku, sekarang ini tulisanku lebih halus dan lebih mengalir daripada dulu. Minimal ilmu yang kudapatkan dari Sekolah Perempuan dapat kugunakan di dalam pekerjaan sehari-hari seperti mengisi tulisan di website kantor hingga menulis makalah tugas kuliah.
Satu hal yang sering kuhembuskan di dalam hati, kata-kata mbak Indari Mastuti..."Menulislah setiap hari, tentang apa saja".
Juga kata-kata mbak Ida Fauziah saat kelas berlangsung, "Setidaknya menulis status facebook jangan hanya berupa keluhan, tetapi harus berupa tulisan yang memberi inspirasi bagi yang lain".
Ada seorang peserta yang menanyakan berapa persentase lulusan Sekolah Perempuan yang telah menelurkan buku. Mbak Ida dan mbak Julie Nava menjawab bahwa belum dibuat persentasenya, karena banyak karya lulusan SP yang masih mengantri di penerbit untuk diterbitkan. Aku pun memberikan komentar, bahwa memang tujuan utama SP adalah membantu seorang perempuan untuk memiliki buku karyanya sendiri, tetapi bila tujuan utama belum tercapai setidaknya semakin banyak perempuan Indonesia yang bisa menulis. Menghibur diri, hahaha, karena naskah bukuku pun belum juga selesai.
Saat ini aku sedang tugas belajar di IPB, lebih banyak punya waktu luang dibandingkan saat bekerja. Targetku saat ini adalah menulis cerpen untuk wajalah wanita, tentu saja selain menulis makalah tugas kuliah dan proposal penelitian. Seorang teman sudah mengingatkan bahwa tugas kuliah lebih utama daripada menulis cerpen, karena dia menginginkan aku tidak lama meninggalkan pekerjaan. Semoga keduanya dapat seiring sejalan. Insha Allah dalam tiga tahun ke depan, kuliah selesai tepat waktu dan buku karyaku sudah diterbitkan.
Terima kasih Sekolah Perempuan, pembelajaran yang kudapat sungguh banyak di sana. Untuk teman sesama alumni, mari kita sama-sama memberi semangat untuk terus menulis. Untuk para mentor, terima kasih telah banyak memberikan ilmu yang bermanfaat untuk kami semua.
Seperti kata Shakespeare, Alls well ends well. An event that has a good ending is good, even if some things went wrong along the way. Hari ini yang diawali dengan buruk diakhiri dengan baik.
JULIA ROSMAYA RIASARI (MAYA)
Dokter Hewan Karantina yang sedang menempuh pendidikan S3 di IPB. Ibu dua putri yang menetap di Jakarta. Cita-cita masa kecil adalah menjadi penulis walaupun akhirnya terdampar di Fakultas Kedokteran Hewan, bukan Fakultas Sastra.
Maya, tulisanmu empuk, enak dibaca. Mengalir, tak ingin berhenti hingga akhir cerita.
BalasHapusWebinar untuk alumni akan ada. Nantikan dengan gegap gempita! :-D
Terima kasih mbak Anna, selalu ditunggu jewerannya untuk membuat saya selalu semangat :)
Hapus