Berbincang-bincang dengan beberapa teman mengenai SK mutasi kemarin, saya mendapatkan beberapa hal yang menarik.
Seorang kepala balai bercerita panjang lebar karena mendapatkan pegawai yang menurut dia kurang pas ditempatkan di UPT nya. Seorang kepala seksi juga mengatakan hal yang hampir mirip karena mendapatkan staf yang kabar-kabarnya hanya membuat kerepotan di UPT asalnya. Ada teman yang juga bingung karena mendapatkan rekan kerja yang kabarnya susah diajak kerja apalagi kerjasama. Tapi ada teman yang senang sekali sampai mau ngadain welcome party karena mendapatkan rekan kerja yang baik, pintar, kerjanya bagus banget, ganteng mana masih single pula ... #lebay
Semua itu berdasar kabar-kabar dari orang lain.
Kebiasaan kita bila mendapatkan rekan kerja baru adalah bertanya ke orang lain mengenai rekan kerja baru tersebut. Misal sebut saja si A itu nama rekan kerja baru kita ..
"Bro, si A dimutasi ke tempat gue nih. Gimana orangnya Bro? Ok gak? Bisa kerja gak dia? Elo tahu kan Bro UPT gw ini sibuk banget, kerjaan banyak kagak abis-abis. Kalau ditambah sama orang yang gak bisa kerja sama aja boong Bro. Mending gak usah nambah orang dah!"
Orang yang ditanya pasti akan mengatakan bagaimana si A. Si A beginilah, si A begitulah, si A begonoloh ...
Dan biasanya kita gak puas mendapatkan info hanya dari 1 orang, beberapa orang ditanya sekaligus. Setelah itu akan diambil kesimpulan bahwa :
- si A itu bagus kerjanya, cuma suka FB-an tapi kerjaan beres semua atau
- si A kabur melulu sibuk ngurus bisnis entah apa gak jelas atau
- si A bagus banget, bisa kerjasama, rajin pangkal pandai hemat pangkal kaya, cuma suka malu sama cowok ganteng atau
- si A gak bisa kerja, sok tahu, kerjanya baca koran doang gak ada bagus-bagusnya dah, Alhamdulillah dia pindah ke tempat kalian, semoga dia bisa dibina atau dibinasakan ... #lebay lagi
Artinya ... kita harus bisa menjual diri kita, supaya siapa pun yang ditanya mengenai diri kita itu bisa memberikan pendapat-pendapat yang positif. Sedikit negatif tidak masalah, tidak ada orang yang sempurna bukan?
Terus ... gimana cara jual diri itu ???
Cara jual diri yang paling efektif adalah bekerja sebaik-baiknya.
Bekerja bukan hanya datang pagi tidak terlambat, pulang tidak lebih cepat tapi di tengah-tengahnya tidak jelas ada dimana. Bukan ... Bukan seperti itu.
Tanyakan pada diri sendiri, apa hasil saya hari ini. Apa saja yang sudah saya kerjakan? Bahasa kerennya ... output hari ini apa?
Kalau output harian tidak ada, berarti anda tidak bekerja.
Kalau output harian ada tapi hanya 1 atau 2; yang kalau dihitung waktunya hanya menghabiskan waktu 1-3 jam dari waktu bekerja di kantor yang 8 jam ... artinya masih kurang.
Bila output harian hanya 1 tapi waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan output itu minimal 5 jam dari 8 jam ... Artinya kerja anda bagus.
Bisa melakukan berbagai jenis pekerjaan tetapi juga dikenal ahli di satu bidang pekerjaan.
Jadikan diri kita sebagai spesialis di satu bidang. Kalau perlu ambil bidang yang orang lain kurang suka atau bidang yang masih jarang disentuh orang.
Tetapi kita juga harus mampu di bidang-bidang lain, walau kurang sempurna dalam mengerjakannya dibanding yang ahli. Sehingga tidak bingunglah bos kita atau rekan kerja kita, dalam menempatkan kita di tempat baru.
Kegunaanya adalah, kita pasti dicari orang dan selalu dibutuhkan. Bila kita dimutasi ke tempat baru, tempat lama pasti akan merasa kehilangan dan tempat baru merasa girang.
Berikutnya, harus bisa bekerja sama dengan yang lain.
Manusia selalu membutuhkan bantuan orang lain. Sebenarnya tidak ada manusia yang 100% bisa bekerja sendiri. Sebagai pegawai dia harus bisa bekerja sama dengan pegawai lainnya. Jangan menjadi "one man show", semua mau dikerjakan sendiri. Tidak butuh bantuan orang lain. Pegawai yang tidak bisa bekerja sama dengan orang lain biasanya dinilai kurang oleh atasannya. Walaupun output dari hasil bekerja sendiri itu bagus, tetap saja akan membuat nilai dirinya tidak sebaik orang yang bisa bekerja sama.
Berbuat baik pada siapapun.
Berbuat baik sudah diwajibkan kepada kita berdasarkan ajaran agama. Tetapi kadang, kita hanya berbuat baik pada orang yang menguntungkan kita saja. Atau ke atasan kita saja. Rekan sekerja atau yang berada di bawah kita kadang terlupakan. Yang paling banyak dilupakan adalah berbuat baik ke OB, supir, satpam dll. Jangan beda-bedakan orang saat berbuat baik. Kita tidak pernah tahu bahwa ternyata nilai positif dari kita itu diperoleh dari omongan para OB dan satpam yang sering kita tegur. Omongan mereka terdengar oleh para staf, terdengar lagi oleh para bos dan seterusnya. Jangan sepelekan mereka yang setiap hari menyapu ruangan kita, yang membantu kita menyupir, yang membukakan pintu gerbang saat hendak masuk kantor. Mereka itulah orang-orang yang paling penting.
Gunakan sosial media dengan bijak
Apa hubungan JUAL DIRI dengan sosial media? Saat ini segala sesuatu dibagikan ke sosial media.
Lagi marah dengan seseorang langsung deh update status "Nyebelin gak sih, udah kerja capek-capek, banting tulang eh dia yang dapat pujiannya." Padahal semua orang tahu sebenarnya dia yang kerjanya gak benar, orang juga tahu siapa yang dimaksud oleh si pembuat status.
Atau mengeluh mengenai si bos di FB, waduh ini big no no banget. Mengapa? Siapa tahu ada teman si bos yang baca atau ada teman kita yang jahat dan menunjukkan keluhan kita ke si bos. Selanjutnya bos akan menilai negatif ke kita kan.
Jangan suka mengeluhkan masalah rumah tangga ... "Loh kenapa gak boleh. Kan yang penting gak ngeluh soal kerjaan?" Masalah rumah tangga biarlah menjadi rahasia rumah tangga kita, lagi marah sama suami jangan sampai orang lain tahu. Suami sedang selingkuh, jangan sampai juga orang sedunia tahu. Terkadang hal-hal seperti itu membuat para bos berpikir ulang untuk mempercayai kita melakukan sesuatu. "Si A itu lagi masalah sama suaminya, kasihan. Sudah jangan diberi pekerjaan dulu" Atau, "Perlakuan dia ke suami/istrinya aja begitu bagaimana dia mau kerja yang bener?"
Bagikan hal-hal yang positif di sosial media, bagikan hal yang menginspirasi. Jangan bagikan hal yang negatif dan penuh berisi keluhan. Hidup ini sudah susah Bro ... jangan bikin susah lagi dengan membuat orang lain mengkerutkan kening saat membaca status kita.
Terakhir, gaul, gaul, gaul
Kerja bagus sudah, spesialis sudah, bisa kerjasama sudah, baik pula dengan orang lain... tapi tidak ada seorang pun yang tahu nilai positif kita. Sehingga bila ada yang bertanya mengenai kita, jawaban paling umum adalah ... "Waduh tidak tahu, gak pernah gaul orangnya".
Jangan abaikan pergaulan dengan sesama rekan kerja. Merekalah alat promosi paling efektif mengenai kualitas kerja kita.
Bila ada ruang makan bersama, duduk bersama yang lain. Jangan ambil makanan kemudian memisahkan diri dan makan di meja sendiri. Atau sengaja menghindari orang-orang yang sedang ramai berkumpul berbicara ngalor ngidul.
Hadiri undangan pernikahan, undangan sunatan, undangan kawin lagi hehehe "lebay; atau sekedar silaturahim dengan rekan kerja.
Jangan pernah memutuskan tali silaturahim dengan siapa pun. Melalui silaturahim kita bisa dikenal banyak kalangan.
Masih ada lagikah? Tentu saja masih banyak cara JUAL DIRI. Ini hanya sebagian kecil yang bisa dirangkum dari bincang-bincang dengan banyak kalangan kemarin.
Ayo JUAL DIRI kita bro ...
Btw ... Bro disitu bukan singkatan Brother tapi BROndong ... huahaha..
#tips_kerja #quarantine #refleksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar