Dari kecil tidak suka pisang...entah mengapa. Kata Mama, mungkin karena dulu "dicekokin" pisang waktu bayi jadi malah trauma pisang.
Padahal baca sana sini, pisang itu banyak manfaatnya. bahkan ada orang yang diet untuk menguruskan badan dengan hanya makan pisang.
Pernah diklat di PPMKP Ciawi selama 40 hari, dan buah yang selalu ada setiap malam adalah pisang. Manyunlah saya sambil memandang pisang di meja makan dengan hati sebal.
Saya masih mau makan pisang, tetapi yang kecil-kecil. Pisang mas mungkin namanya. Itu pun hanya satu buah. Tetapi bila kondisi pisang tersebut sudah terlalu matang atau terlihat lembek jangan harap saya mau menyentuhnya.
Olahan pisang saya masih pilih-pilih. Dulu waktu kecil sama sekali tidak mau. Pisang goreng coklat sekalipun. Tetapi semakin besar, beberapa kali saya mau menyentuh dan memakannya. Tetapi ya itu tadi, dengan syarat tidak berbau pisang dan tidak lembek jemek tak berbentuk. Sedikit bau khas pisang tercium, olahan pisang segera saya letakkan.
Sewaktu anak-anak bayi, saya jarang memberikan pisang. Bila pun pisang harus diberi sebagai variasi menu, saya meminta tolong ke mbak pengasuh untuk memberikannya. Bentuk pisang kerok yang ada di sendok bayi membuat saya membayangkan yang tidak-tidak. Belum lagi bau pisangnya. Wueks...
Ndilalah, suami juga tidak suka pisang. Klop. Akibatnya menu buah di rumah juga tidak pernah menyajikan pisang. Baik pisang segar maupun olahan.
Nah, mendadak si bungsu meminta pisang goreng sebagai bekal sekolah. Waks .... Mamanya gak suka pisang dan sekarang wajib belajar bikin pisang goreng. Tidak mungkin pisang kecil yang sering saya makan itu dijadikan pisang goreng kan. Katanya sih pisang raja atau pisang kepok yang enak dijadikan pisang goreng. Wajib googling ini mah.
Pisang goreng, semoga tanganku sanggup membuatnya ya ... hihihihi....
Teruntuk kenangan pisang setiap malam bersama mbak URH, GF, YE, DD dan yang sedang menikmati pisang di Ciawi SS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar