Jumat, 18 Maret 2016

ADA APA DENGAN RANGGA, CINTA DAN KARANTINA

ADA APA DENGAN RANGGA, CINTA DAN KARANTINA
- Julia Rosmaya

Petugas berseragam coklat itu terlihat tegas. Rangga hanya bisa menatap tak berdaya sosok putih berbulu lebat yang di bawa pergi oleh sang petugas. Sungguh Rangga tak tahu bahwa untuk membawa kucing dia harus melengkapi berbagai persyaratan.

Beberapa jam yang lalu dia baru mendarat dari Singapura. Dia sengaja mampir di sana karena teringat akan janjinya ke Cinta. Cinta ingin anak kucing berwarna putih. Dia membelinya di sebuah pet shop dan pelayan pet shop mengatakan bahwa dengan membayar sejumlah uang, kucing itu bisa dibawanya ke Jakarta. Dia sama sekali tak tahu menahu mengenai surat kesehatan atau apalah itu namanya yang tadi diterangkan oleh sang petugas.

Diikutinya langkah sang petugas ke sebuah kantor megah di depan Tower dalam kawasan Bandara Internasional Soekarno Hatta. Ada 3 buah pintu di depannya, masing-masing bertuliskan Karantina Hewan, Karantina Ikan dan Karantina Tumbuhan. Sang petugas tadi masuk ke pintu yang bertuliskan Karantina Hewan.

Semburan pendingin udara sedikit menyejukkan kepala. Lelah akibat perjalanan panjang dari Amerika kemarin sangat terasa. Ruangan itu tidak terlalu ramai. Di balik konter ada 2 orang petugas yang terlihat ramah. Hanya ada 3 orang yang duduk di kursi tunggu. Dia melangkahkan kaki ke kursi yang serasa memanggil-manggilnya dengan mesra.

Petugas tadi kembali, dibaca nama yang tertera di dada ... Purwadi. Di sebelah kiri ada tulisan Animal Quarantine. Oh bagus juga petugas karantina Indonesia ya, gumamnya dalam hati, menggunakan bahasa Inggris untuk mempermudah orang asing mengetahui berhadapan dengan siapa.

"Bapak Rangga, kucing bapak sudah kami simpan di kandang sementara. Setelah ini, kucing itu akan kami bawa ke Instalasi Karantina. Maaf pak, silahkan bapak membaca aturan kami untuk membawa hewan dari luar negeri," kata pak Purwadi seraya menyerahkan selembar brosur ke tangan Rangga. ba

Dibacanya brosur dengan kualitas kertas cukup bagus itu. Ternyata dia harus membawa sertifikat kesehatan hewan (Health Certificate) dari negara asal, paspor hewan, buku riwayat vaksinasi (terutama Rabies), surat hasil pengujian titer antibodi terhadap Rabies dan beberapa surat lain.

Diingatnya bahwa pelayan di Pet Shop itu hanya memberikan paspor hewan dan buku vaksinasi, surat-surat lain seperti yang dipersyaratkan tidak ada. Pantaslah kucing yang dia bawa ditahan oleh Karantina.

Samar-samar dia ingat mengenai Karantina, seorang temannya yang pilot pernah bercerita mengenai sistem CIQ di Bandara. Selalu ada petugas dari Custom, Immigration dan Quarantine di setiap Bandara manapun. Rangga mengobrak abrik rambut ikalnya kesal. Keinginan memberi kejutan untuk Cinta rasanya harus ditunda.

Rangga berjalan ke konter, dimintanya bicara dengan pak Purwadi petugas yang tadi. Dia ingin tahu bagaimana nasib kucingnya. Apakah harus dikembalikan ke Singapura atau bagaimana.

Pak Purwadi keluar dari ruangan dalam setelah dipanggil oleh petugas konter. Dengan sabar Rangga mendengar penjelasan mengenai prosedur pemasukan kucing ke Indonesia. Sepertinya kucing itu harus dikembalikan ke Singapura. Rangga pasrah, dia bisa menerima penjelasan pak Purwadi itu. Dia tahu mengenai Rabies, penyakit mematikan dari anjing dan kucing yang dapat menyerang manusia. Seorang temannya di Padang mati karena Rabies.

Setelah membereskan beberapa hal yang diperlukan untuk prosedur pengembalian kucing ke Singapura, Rangga bergegas ke Terminal Kedatangan. Dia tadi hanya sempat mengirim pesan ke Cinta bahwa ada sedikit masalah dengan petugas Karantina. Soal kucing putih untuk hadiah itu, pasti bisa didapatkannya di Pet Shop Jakarta.

Rindu menggelora di hati Rangga, 14 tahun sudah dia tidak bertemu Cinta. Masih adakah cinta di antara mereka? Rangga tidak tahu ...





Note ;
Terima kasih untuk Qory Firdan atas meme lucunya,
Pak Purwadi yang saya gunakan namanya maaf ya ...
serta Tim Humas Badan Karantina Pertanian ... semangat !!!


#OneDayOnePost
#BarantanKeranBanget

10 komentar:

  1. Lucu, renyah, namun kaya ilmu.
    Baru tahu juga klo hewan punya pasport.. hehehe
    Makasih ceritanya mba Maya..

    BalasHapus
  2. Oo begitu prosedurnya, ya. Terimakasih infonya Mba Maya.

    BalasHapus
  3. saya baru tahu kalau binatang juga harus pakai paspor segala. thank ilmunya.

    BalasHapus
  4. Renyah dan informatif..
    saya sukaaaaaa...

    BalasHapus
  5. keren mba dibalik tulisan tersimpan info menarik. saya suka saya suka...

    BalasHapus
  6. Ya ampun, kucing aja ada paspor, sedangkan saya ... (paspornya udah mau expired).

    BalasHapus
  7. saya ngbayangin hewannya gmn ya kalau difoto ala foto ktp gitu??

    BalasHapus
  8. kucing ada passportnyajuga ternyata :)

    BalasHapus

Pengikut