Selasa, 01 Maret 2016

PETIR, KAMP DOG DAN KUCING

PETIR, KAMP DOG DAN KUCING
- Julia Rosmaya

Papa saya seorang dokter hewan. Sedari kecil, kami selalu memiliki berbagai macam hewan peliharaan di rumah. Mulai dari anjing, kucing, kelinci, ayam, burung, marmut, hamster dan sebagainya.

Sewaktu saya berumur 5 tahun, kami tinggal di sebuah rumah kontrakan yang cukup besar dengan halaman luas di daerah Mampang Prapatan. Saat itu kami memiliki 2 ekor anjing Dalmatian, 1 ekor anjing Pekingese, 5 ekor kucing kampung, ayam entah berapa ekor di halaman dan hewan-hewan lain. Anjing-anjing Dalmatian itu menjadi favorit adik-adik (umur 3 dan 2 tahun) untuk bermain, karena menurut saja dijadikan tunggangan seperti kuda oleh mereka.

Ketiga ekor anjing dan ayam-ayam memiliki kandang sendiri di halaman rumah, mereka dilarang keras masuk rumah. Sedangkan kucing-kucing bebas berkeliaran di dalam maupun luar rumah. Herannya sepanjang hidup memiliki anjing dan kucing, belum pernah menemukan kedua jenis hewan ini bertengkar layaknya musuh. Malah pernah seekor kucing kami yang kehilangan induknya menyusu ke anjing serta menjadikan anjing sebagai teman bermain.

Suatu waktu, papa bertugas lama ke luar negeri. Hampir sebulan beliau pergi. Saat itu musim hujan. Tidak lama setelah papa pergi, kedua anjing Dalmatian itu sakit. Masih mau diajak bermain oleh adik-adik tetapi tidak segesit sebelumnya.

Malam itu hujan turun seperti dicurahkan dari langit, disertai petir sambar menyambar. Keesokan paginya, saya kaget saat mengetahui bahwa salah seekor Dalmatian mati terkapar di kandangnya. Siangnya yang seekor lagi menyusul mati. Adik-adik menangis karena teman bermainnya tidak ada lagi. Tinggallah si Pekingese dan kucing-kucing.

Mama berkata, bahwa semalam petir telah menyambar Dalmatian kami. Kami pun percaya walaupun sedih setengah mati.

Bertahun-tahun kemudian, Mama membuka rahasia. Ternyata Dalmatian itu mati karena sakit bukan karena disambar petir. Mama tidak berani mengatakan hal yang sebenarnya ke Papa. Huaaaa ternyata kami adik beradik dibohongi.

Pekingese itu hidup lama, bahkan ikut pindah ke rumah yang sekarang di Jakarta Timur. Mati karena usia tua. Setelah itu ganti berganti hewan hadir dalam keluarga kami. Hanya jarang sekali kami memiliki anjing ras yang repot mengurusnya. Umumnya anjing dan kucing kampung.

Pernah sekali, saya yang masih polos bertanya ke Papa.

"Pa, ini kucing jenis apa sih?" kata saya sambil mengelus kucing berbulu agak panjang yang baru saja kami miliki.

"Kamp Cat," kata Papa sambil tersenyum jahil.

"Lho kok sama kayak si Pluto anjing kita. Kata Papa itu jenis Kamp Dog. Memang ada ya jenis yang sama untuk anjing dan kucing?" tanyaku memprotes.

"Ada dong. Kan kamp itu singkatan dari kampung! Jadi yang kalian miliki ini anjing dan kucing kampung!" jelas Papa seraya tertawa terbahak-bahak.

Jiaahhhh dikerjain lagi deh sama Papa.

Sewaktu adik bungsu si nomor 4 masuk TK, kami kembali memiliki anjing ras jenis Labrador berwarna hitam. Anjing ini sangat ramah dan menganggap si bungsu sebagai tuannya. Pagi hari saat bungsu berangkat sekolah, dengan setia si Blacky sang Labrador mengantar hingga ke ruangan kelas dan kembali lagi ke rumah. Jam pulang sekolah, Blacky sudah menunggu di gerbang rumah.

Si bungsu langsung tenar di kalangan teman sekelasnya karena memiliki anjing hitam besar yang bahkan lebih besar dari tubuh anak-anak TK. Tentu saja tidak ada satu temannya yang berani mengganggu.

Blacky hidup cukup lama, dan mati saat si Bungsu hampir selesai kuliah.

Setelah Papa berpulang ke hadiratNYA, satu persatu hewan-hewan peliharaan di rumah kami mati. Seluruh hewan yang ada saat Almarhum Papa masih hidup ikut menyusul. Hingga untuk beberapa waktu rumah kosong tanpa satu ekor hewan pun.

Dikarenakan rumah sudah dikenal sebagai rumah dokter hewan, pasti ada saja orang yang menaruh anjing atau kucing yang tidak dikehendaki di depan rumah. Akhirnya kami memiliki anjing dan kucing lagi. Tetapi tidak pernah sebanyak dulu.

Anjing yang saat ini kami miliki juga sudah cukup tua dan sudah buta. Rasa-rasanya setelah dia mati, kami tidak berniat memelihara anjing lagi. Kesibukan menghalangi kami untuk bisa merawat anjing seperti dulu.

Kucing saat ini ada 4 ekor dewasa, 1 ekor ABG dan 2 ekor bayi. Kesemuanya setiap pagi mengikuti kemanapun saya pergi dan tidak akan beranjak hingga diberi makan.

Sehingga setiap pagi, saya memberi makan mereka dulu sebelum memasak sarapan dan bekal sekolah anak-anak. Jam 4 paling lambat mereka sudah sarapan. Kamu pasti belum bangun kan jam segitu? Kucing-kucingku sudah sarapan lho hehehe ...

Si BUBU ...indukan seluruh kucing yang ada di rumah saat ini. Hobinya, duduk di atas laptop. Sepertinya dia tidak menghendaki saya kelamaan di depan laptop hahaha ...



#OneDayOnePost
#MaretCeria
#hari_keduapuluhempat











24 komentar:

  1. Aku suka baca tulisanmu mbk Maya. Ringan sekali dipahami👍

    BalasHapus
  2. Aku suka baca tulisanmu mbk Maya. Ringan sekali dipahami👍

    BalasHapus
  3. Aku suka kucing, tapi gak dibolehin melihara, hiks...
    walau gitu sekitar rumahku banyak kucing kampung yang setiap aku makan pasti minta bagian, hehe

    kucingnya lucu Bunda Maya...

    BalasHapus
  4. Berkesan sekali ceritanya bu Maya.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya ... punya peliharaan itu salah satu terapi untuk kesehatan jiwa katanya

      Hapus
  5. Good Cat and Nice story. Mba Maya, aku bangun jam 1 dini hari, semenit..lalu tidur lagi. Hihihi

    BalasHapus
  6. Good Cat and Nice story. Mba Maya, aku bangun jam 1 dini hari, semenit..lalu tidur lagi. Hihihi

    BalasHapus
  7. Ada kucing dewasa, kucing abg Dan kucing bayi hihihi

    Nice bunda...

    BalasHapus
  8. Ada kucing dewasa, kucing abg Dan kucing bayi hihihi

    Nice bunda...

    BalasHapus
    Balasan
    1. kucing ABG itu bayi gak ... dewasa juga belum... lagi lucu-lucunya hahaha

      Hapus
  9. Tulisannya membuat saya membaca sambil tersenyum, Mba... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah kalau bisa membuatmu tersenyum mbak Elsa

      Hapus
  10. Sy suka anjing tpi belum bisa pelihara.. Masih di negeri org
    Slam kenal
    Abdur-rahiem.blogspot.com

    BalasHapus
  11. Mbak Juliaaaa...Cat Lovers juga ternyata..:)

    Keren mbak..

    BalasHapus
  12. Mbak Juliaaaa...Cat Lovers juga ternyata..:)

    Keren mbak..

    BalasHapus
  13. keren.....
    kepikiran, kucing abg tuh kyk gmna. hehe

    BalasHapus
  14. Saya juga cat lover!!

    Dulu selalu pelihara kamp cat. Setelah yg terakhir pergi entah kemana akhirnya beli Persia. Karena ternyata ngurusnya susah, si Persia pun diperlakukan seperti kucing kampung. Maknnay nasi sama ikan. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. memang agak sudah kalau pelihara kucing ras. Enak Kamp Cat gak ribet. Gak perlu mandiin atau sisir bulu
      yang pasti jarang sakit

      Hapus

Pengikut