KARGO JENAZAH
- Julia Rosmaya
Kemarin, Rabu 2 Maret 2016 Badan Karantina Pertanian kehilangan salah seorang putra terbaiknya. Drh. Adi Mardin, kepala bidang Balai Besar Karantina Pertanian Belawan. Beliau berpulang saat mengikuti Diklatpim 3 di Ciawi.
Kesibukan rekan-rekan di Bandara Soekarno Hatta dalam mempersiapkan kepulangan Almarhum ke tanah kelahiran di Aceh mengusik rasa ingin tahu saya. Terus terang saya tidak tahu menahu mengenai proses pengangkutan jenazah di pesawat.
Setelah bertanya ke rekan yang biasa mengurus dan
browsing sana sini, saya menemukan
link berikut yang berisi keterangan seperti tersebut di bawah ini;
Pengiriman jenazah melalui kargo atau pesawat terbagi menjadi dua :
A.
Uncremated in coffin
adalah masih berupa jasad dan pengangkutannya memakai peti yang dilapisi seng (untuk mencegah kebocoran dan mencegah bau dari jenazah). Ada beberapa persyaratan untuk mengirim jenasah antara lain :
- Ukuran peti harus sesuai dengan ukuran pintu pesawat.
- Jenazah tidak dapat diangkut apabila penyebab kematian disebabkan oleh penyakit menular.
- Surat yang diperlukan dalam pengangkutan jenazah adalah:
- Surat keterangan sebab kematian
- Keterangan kematian/akte kematian
- Surat ijin keluar untuk membawa jenazah
- Bila WNA harus ada ijin dari kedutaan setempat
- Surat dalam jawatan kesehatan yang menyatakan bahwa peti jenazah telah memenuhi persyaratan
- Surat jaminan dari si pengirim bahwa jenazah akan dijemput ditempat tujuan, kecuali ada pengantar
- Jenazah sudah disuntik decay injection dan di balsem.
B.
Cremated in coffin
adalah jenazah yang sudah berupa abu/ashes, biasanya berupa guci/kotak.
Jenazah menurut forum percakapan di
Indoflyer.net, dikategorikan sebagai HUM atau Human Remain. Jenazah diperlakukan seperti cargo, dengan ditimbang terlebih dahulu serta memenuhi ketentuan seperti di atas. Biaya yang dikeluarkan untuk membawa jenazah di pesawat tentu saja lebih mahal daripada tiket pesawat. Untuk lebih pastinya berapa saya kurang tahu.
Selain itu, menurut rekan karantina di Bandara Soekarno Hatta, proses pemasukan cargo jenazah ke pesawat harus terlebih dahulu daripada barang-barang penumpang, minimal 3-4 jam sebelum pesawat berangkat. Pesawat yang mengangkut jenazah Almarhum terbang jam 6.30 sehingga jam 2 pagi, peti jenazah telah dibawa ke pesawat.
Dokumen pengiriman jenazah
Stiker pengenal yang terdapat di peti jenazah
Beberapa hari sebelum kepergiannya, Almarhum memposting sebuah renungan di grup yang saya ikuti. Berikut renungan tersebut;
PINJAMI AKU SATU HARI
Perlahan....tubuhku diturunkan ke dalam lubang yang sempit...
Namun dengan cepat kemudian badanku ditimbun tanah
Lalu semua orang meninggalkanku
Masih terdengar jelas langkah kaki mereka
Kini aku sendirian...di tempat yang gelap, tak pernah terbayangkan
Sekarang aku sendiri, menunggu ujian
Suami/istri belahan jiwa pun pergi
Anak... yang di tubuhnya mengalir darahku... juga pergi
Apalagi sahabatku... kawan dekat... rekan bisnis...
Ternyata aku bukan siapa-siapa lagi bagi mereka
Menyesal pun... tiada berguna
Taubat tak lagi diterima
Minta maaf... tak lagi didengar..
Kini aku sendirian mempertanggungjawabkan apa yang pernah aku lakukan...
Ya Allah, kalau boleh...
Tolong pinjamkan satu hari saja milik-Mu
Aku akan berkeliling mohon maaf kepada mereka
Yang telah merasakan kezalimanku
Yang susah dan sedih karena ulahku
Yang aku sakiti hatinya
Yang telah aku bohongi
Ya Allah,,,berikan aku satu hari saja
Untuk memberi seluruh baktiku untuk ayah ibu tercinta
Demi memohon maaf atas kata-kataku yang keras lagi tak sopan
Maafkan aku, Ayah..Ibu..,
Aku sungguh ingin sujud memohon ridha mereka
Maafkan aku
Aku ingin mengatakan bahwa aku sangat berterimakasih
Atas apa yang mereka korbankan untukku
Ya Allah... pinjamkan satu hari saja
Yang akan aku gunakan setiap detiknya
Untuk ruku' dan sujud kepada-Mu
Beramal shalih dengan tulus
Menyedekahkan seluruh hartaku yang tersisa, di jalan-Mu
Menyesaaaaal... sekali rasanya
Waktu-waktuku berlalu dengan sia-sia
Bahkan Al Qur'an firman-Mu dengan malas-malasan kubaca
Andai kubisa putar ulang waktu itu..
Tapi... aku telah dimakamkan hari ini...
Sakitnya sakaratul maut masih menancap pada setiap senti tubuhku yang kini kaku
Tenggorokanku serasa ditancapi dahan besar yang penuh duri tajam
Lalu dahan itu ditarik dengan sekuat tenaga oleh malakul maut
Sakit.... sakit sekali...
Seratus tahun pun tak hilang rasa sakit ini...
Kulit dan tulangku seperti digergaji lalu direbus dalam belanga
Nyeri... panas....masih terasa
Dagingku pun terasa terlepas dari tulangnya
Duhai ... kerasnya tarikan malakul maut itu...
Seandainya aku masih bisa bercerita...
Tentu tak akan tenang tidur teman-temanku yang masih hidup
Seumur hidup mereka tak akan pernah lagi tidur nyenyak..
Andai saja mereka tahu...
Baru beberapa saat dalam gelap...
Masih terdengar sayup-sayup suara sandal orang-orang yang meninggalkanku...
Tanah kuburku masih gembur
Baru saja ditidurkan sendirian
Aku lihat tanah kuburan ini makin lama makin menyempit
Dari kiri, kanan, atas dan bawah, makin mendekat
Aku ngeri... mereka terus menghimpitku dengan kejam
Aku ingin berteriak...tapi tak mampu...
Tubuhku remuk, rusukku bertindihan
Organ-organ dalamku hancur
Inilah yang dijanjikan Allah pada semua mayat, termasuk mayat orang shalih
Akankah diluaskan lagi kuburku setelah ini?
Bagaimanakah aku menjawab pertanyaan ujian setelah ini?
O...andaikan aku bisa keluar dari sini...
#renungan senja tentang masa depan
Ustad. Adil, Lc
Selamat jalan Bapak Drh. Adi Mardin, semoga doa doa yang kami panjatkan melapangkan jalan Bapak ke hadirat ALLAH Yang Maha Esa ... Aamiin
Catatan :
Terima kasih kepada Pak Purwadi Soekarno Hatta atas informasinya
#OneDayOnePost
#BarantanBerduka
#hari_keduapuluhenam