Jumat, 19 Februari 2016

KURSI MERAH

KURSI MERAH
- Julia Rosmaya

TransJakarta adalah sistem transportasi Bus Rapid Transit (BRT) pertama di Asia Tenggara dan Selatan, yang beroperasi sejak tahun 2004. Beberapa orang masih salah kaprah menggunakan istilah Busway untuk angkutan umum ini. Padahal, busway adalah jalur yang digunakan untuk TransJakarta (TJ).

Tahukah anda bahwa TJ memiliki jalur lintasan terpanjang di dunia (208 km), serta memiliki 228 halte yang tersebar dalam 12 koridor (jalur), yang awalnya beroperasi dari 05.00 - 22.00 WIB, dan kini beroperasi 24 jam.

Buat banyak orang naik TJ adalah piihan utama, tapi tidak untuk orang-orang yang senang duduk nyaman di kendaraan ber-AC. Kapasitas tempat duduk di TJ terbatas, lebih banyak tempat untuk penumpang berdiri. Di saat jam sibuk, jangan harap bisa berdiri dengan nyaman. Bisa dapat pegangan saja sudah syukur. Untuk orang-orang yang tidak kuat berdiri lama atau menaiki tangga halte TJ yang berlika-liku itu maka TJ bukanlah pilihan. Mereka tetap akan memilih duduk manis sambil kipas-kipas di mikrolet daripada berdiri lama di TJ yang berpendingin udara.

TJ sudah memisahkan kompartemen untuk lelaki dan perempuan demi kenyamanan. Apakah anda sering memperhatikan ada beberapa kursi berwarna merah di bagian perempuan? Kursi yang sengaja ditempatkan di dekat pintu itu adalah kursi prioritas yang diperuntukkan untuk manula, ibu hamil dan ibu yang membawa anak kecil.

Sayangnya, kursi-kursi merah ini sering disalahgunakan oleh banyak orang. Mbak-mbak cantik segar bugar sengaja menduduki kursi tersebut dan berlagak tidak peduli pada penumpang yang membutuhkan. Hingga kondektur TJ seringkali harus menegur dan meminta kursi prioritas itu diberikan pada para penumpang khusus.

Di bagian laki-laki juga sering banyak perempuan yang meminta duduk. Padahal tidak semua laki-laki kuat berdiri lama. Bagi laki-laki yang sudah berumur atau memiliki sakit tertentu, berdiri lama adalah siksaan.

Saya sebagai perempuan tetap memilih berdiri di bagian depan bus TJ walaupun bagian belakang yang merupakan bagian khusus lelaki tampak lengang. Perempuan sering menuntut persamaan hak, tetapi saat di kendaraan umum seperti ini yang dikedepankan adalah rasa ego. Saya perempuan, maka saya berhak duduk. Kamu lelaki silahkan berdiri saja. Wah ... menurut saya ini adalah sikap yang salah kaprah.

Terkecuali, ada lelaki yang memanggil saya dan memberikan tempat duduknya. Nah itu berbeda. Rejeki jangan ditolak hahaha... Tetapi untuk sengaja pergi ke bagian lelaki dan meminta duduk dari mereka, tidak akan pernah saya lakukan.

Kembali ke kursi merah tadi, sesama wanita biasanya lebih kejam ke wanita lain. Mereka cenderung masa bodoh ada perempuan hamil atau ibu-ibu tua yang tidak kuat berdiri lama.

Saya selalu menghindari duduk di kursi merah. Walaupun warna merah adalah warna favorit saya ... hahaha. Saya merasa tidak pantas duduk di kursi itu. Anak-anak juga saya ajarkan bahwa kursi merah ini bukan kursi untuk mereka duduki. Lebih baik cari kursi lain atau berdiri.

Sayangnya penumpang prioritas terutama ibu-ibu yang membawa anak usia balita juga sering mengedepankan egonya. Mereka meminta 2 tempat duduk. Satu untuk sang ibu dan satu lagi untuk balitanya. Bila bis dalam keadaan lengang tidak masalah, bila penuh? Bukankah lebih elok bila si balita dipangku? Toh mereka juga biasanya melakukan hal yang sama bila naik mikrolet.

Ibu yang hamil muda biasanya memang belum terlihat, sebaiknya komunikasikan dengan kondektur untuk meminta kursi prioritas. Pasti kondektur akan mencarikan kursi untuk sang ibu. Tetapi untuk ibu hamil tua, saran saya bila memungkinkan jangan menaiki TJ di saat jam sibuk. Kursi prioritas jumlahnya terbatas, dan kondisi TJ yang padat membahayakan ibu hamil. Tetapi bila si ibu hamilnya seperti saya, tetap kuat secara fisik ya tidak masalah.

Waktu hamil anak kedua, saya pernah berdiri lama dari Pulogadung hingga Serang tanpa seorang pun memberikan tempat duduknya. Mungkin hanya dikira ibu gemuk bukan ibu hamil hahaha... untunglah fisik saya lumayan kuat.

Kemarin otak saya lelah, karena baru saja selesai ujian. Ternyata otak yang lelah membuat kondisi fisik remuk redam. Bus TJ yang saya naiki tidak terlalu penuh penumpang. Seperti biasa saya berdiri dan mengeluarkan novel untuk dibaca. Mendadak pundak dicolek seorang ibu yang seumuran saya dan dia memberikan tempat duduknya. Saya melongo ... apakah otak yang lelah ini memberikan dampak sebegitu mengerikan ke wajah saya sehingga saya dianggap ibu-ibu tua yang tidak kuat berdiri? Hahahaha ... saya mengucapkan terima kasih dan tetap memilih berdiri.

Bagaimana ya, diberi tempat duduk oleh orang seumur kok rasanya seperti justifikasi bahwa saya sudah tua ... Hahaha ...


#OneDayOnePost
#FebruariMembara
#hari_keenambelas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut